Semua berganti,
Tahun, bulan, tanggal,
Semua bersorak-sorak menyambutnya
Mereka tertawa lepas,
Mereka bernyanyi-nyanyi,
Mereka bahagia
Sedangkan aku masih berada disini
Seperti tidak ada yang berubah dari sebelumnya
Masih terasa buram, suram, muram
Ada apa dengan duniaku?
Aku tidak bisa membagikan senyum seperti biasanya
Airmata, jeritan, kesakitan yang aku lihat
Apa yang bisa aku bagikan bila yang aku lihat hanya ini
Apa benar ini duniaku?
Kata orang, setiap manusia akan menghadapi dunia yang berbeda-beda
Aku tidak bisa menemukan senyumanku disini
Aku kehilangan arahku
Aku kehilangan selera tertawaku
Aku ingin berteriak,
Kenapa duniaku seperti ini?!
Kenapa aku tidak bisa menemukan senyumanku?!
Kembalikan aku! Kembalikan aku!
Aku bukanlah manusia yang bisa menunjukkan tangisannya
Menunjukkan kesedihan dan airmatanya kepada yang lain
Aku bukanlah sang penjelajah yang mencari perhatian dan simpati
Aku, orang yang seharusnya selalu membuat orang tertawa
Hidupku seharusnya ramai dan tidak busuk seperti ini
Tidak, aku tidak lelah dengan dunia yang sekarang
Namun aku hanya ingin senyumanku kembali
Kembalikan senyumku! Kembalikan duniaku!
Namun, mungkin saja Tuhan akan mengganti dunia yang baru
Dunia yang mungkin paling indah dari dunia manapun
Tapi, yang harus kalian tahu,
Aku merasa sesak karena terus berada di dalam sini
Tidak enak rasanya berusaha tersenyum dan tertawa
Namun sembari mendengar isakan dan jeritan kesakitan
Bagaimana jika sang Arjuna datang dan sang Permaisuri menangis?
Sang Permaisuri terlihat lusuh karena lupa cara tersenyum
Apa sang Arjuna masih tetap mencintainya dan berada di sisinya?
Atau akan pergi mencari Permaisuri yang lebih baik?
Satu pintaku,
Kembalikan senyumanku
Karena hanya senyuman itu yang membuat dirinya jatuh cinta
Requested by: Anna Nazhira Satyadhi
with or without you by my side, I'm gonna achieve all the goals I have set/tapi boong/
Kamis, 31 Desember 2015
Senin, 28 Desember 2015
Tolong, Bidadariku Terluka
Pukul 10 malam, saat rasa kantuk datang
Aku mendengar bidadariku menangis
Ia menangis sambil menjerit meratapi sayapnya
Ya, sayap bidadariku kini mulai rapuh dimakan usia
Aku berusaha melakukan apapun untuk memperbaiki
Namun semua terasa sia-sia karena ia terus merasa kesakitan
Menangis, teriak, meringis, tiap malam aku mendengar itu
Tak sanggup telinga ini mendengar jeritannya
Tak bisa ku menahan airmata ketika melihatnya menangis
Bidadariku, kenapa engkau menangis?
Semua tubuhnya sakit, katanya
Bidadariku, apa yang harus aku lakukan untuk mengobati?
Usaplah sayap ini dengan sepenuh hati, pintanya dengan lembut
Aku rindu senyumannya yang menjadi alasanku tersenyum
Namun ia hanya bisa meringis kesakitan
Aku rindu semangatnya yang membuatku jauh lebih semangat
Sekarang, hanya mendung yang ku lihat dari wajahnya yang cantik
Saat tengah malam, ketika semuanya menikmati mimpi indah
Bidadariku masih menjerit-jerit
Aku tidak bisa menikmati mimpi indahku akhir-akhir ini
Karena bidadariku adalah salah satu dari mimpiku yang paling indah
Mimpiku, aku ingin membalas jasanya dengan memberikan kebahagiaan
Mimpiku, aku ingin menunjukkan hasil dari doa-doa yang selama ini ia panjatkan
Karena hanya doa darinya yang mampu mengantarku menjadi seorang manusia
Seorang manusia yang baik untuk semua orang di bumi
Saat aku kecil, bidadariku selalu mengajarkan kebaikan
Ia selalu menyuruhku untuk memberikan senyumanku kepada siapapun
Entah untuk orang yang menyayangiku
Maupun yang datang hanya untuk melukaiku
Bidadariku adalah penjaga disaat aku terlelap
Bidadariku adalah koki terhebat disaat aku lapar
Dan bidadariku adalah penyemangat terbesar dalam hidupku
Bidadariku, aku ingin engkau cepat pulih
Aku ingin melihat engkau terbang kesana dan kemari
Seperti apa yang biasa engkau suka
Bidadariku, aku ingin melihat senyumanmu lagi
Karena senyuman adalah hal paling cantik yang kau miliki
Aku menyayangimu, bidadariku
Aku ingin kau kembali menjadi senyuman terindah
Dan juga penyemangat terhebat
Inilah catatan harian seorang gadis, disamping bidadarinya yang terluka
Aku mendengar bidadariku menangis
Ia menangis sambil menjerit meratapi sayapnya
Ya, sayap bidadariku kini mulai rapuh dimakan usia
Aku berusaha melakukan apapun untuk memperbaiki
Namun semua terasa sia-sia karena ia terus merasa kesakitan
Menangis, teriak, meringis, tiap malam aku mendengar itu
Tak sanggup telinga ini mendengar jeritannya
Tak bisa ku menahan airmata ketika melihatnya menangis
Bidadariku, kenapa engkau menangis?
Semua tubuhnya sakit, katanya
Bidadariku, apa yang harus aku lakukan untuk mengobati?
Usaplah sayap ini dengan sepenuh hati, pintanya dengan lembut
Aku rindu senyumannya yang menjadi alasanku tersenyum
Namun ia hanya bisa meringis kesakitan
Aku rindu semangatnya yang membuatku jauh lebih semangat
Sekarang, hanya mendung yang ku lihat dari wajahnya yang cantik
Saat tengah malam, ketika semuanya menikmati mimpi indah
Bidadariku masih menjerit-jerit
Aku tidak bisa menikmati mimpi indahku akhir-akhir ini
Karena bidadariku adalah salah satu dari mimpiku yang paling indah
Mimpiku, aku ingin membalas jasanya dengan memberikan kebahagiaan
Mimpiku, aku ingin menunjukkan hasil dari doa-doa yang selama ini ia panjatkan
Karena hanya doa darinya yang mampu mengantarku menjadi seorang manusia
Seorang manusia yang baik untuk semua orang di bumi
Saat aku kecil, bidadariku selalu mengajarkan kebaikan
Ia selalu menyuruhku untuk memberikan senyumanku kepada siapapun
Entah untuk orang yang menyayangiku
Maupun yang datang hanya untuk melukaiku
Bidadariku adalah penjaga disaat aku terlelap
Bidadariku adalah koki terhebat disaat aku lapar
Dan bidadariku adalah penyemangat terbesar dalam hidupku
Bidadariku, aku ingin engkau cepat pulih
Aku ingin melihat engkau terbang kesana dan kemari
Seperti apa yang biasa engkau suka
Bidadariku, aku ingin melihat senyumanmu lagi
Karena senyuman adalah hal paling cantik yang kau miliki
Aku menyayangimu, bidadariku
Aku ingin kau kembali menjadi senyuman terindah
Dan juga penyemangat terhebat
Inilah catatan harian seorang gadis, disamping bidadarinya yang terluka
Senin, 21 Desember 2015
Mama
Aku bukan salah satu dari anak perempuan yang selalu berbakti kepada Mama
Aku adalah salah satu dari beberapa anak yang terkadang melupakan Mama
Aku selalu lupa akan tiba masanya dimana Mama tidak seperti dulu
Tidak bisa melakukan rutinitasnya setiap hari di rumah
Dulu, aku mengabaikan perintah Mama untuk membantunya
Aku mengabaikan nasehat Mama untuk pulang lebih awal
Karena ia sudah letih mengerjakan semuanya
Karena ia belum beristirahat sedikit pun
Namun aku, tertawa-tawa, berbahagia di tempat lain
Tak sedikit sikapku yang terus melukai hatinya yang lembut
Aku tak pernah sadar tubuhnya semakin lemah dan semakin lemah
Aku kacau saat Mama tak berdaya
Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan
Rumah yang dahulu wangi, kini mulai tak terurus
Karena aku tak pernah mau belajar bagaimana mengurus semua ini
Setiap malam mama meringis kesakitan karena punggungnya sakit
Kakinya yang lambat laun tidak bisa menopang tubuhnya
Kali ini aku baru sadar betapa aku mencintainya
Betapa aku membutuhkannya di setiap nafasku
Aku merindukannya
Selalu merindukan dirinya yang sehat
Disini, dalam perjalananku menuju tempat belajarku
Aku menyampaikan rasa sayang dan rinduku padanya
Kata demi kata aku rangkai untuk mengucap rasa maafku padamu, Mama
Aku anak yang pengecut karena tak bisa mengucapnya langsung
Namun, satu yang terpenting
Cepat kembali pulih Mama
Cepat kembali ceria seperti dulu
Aku tidak bisa melakukan banyak hal untuk menghapus semuanya
Aku mencintaimu, Mama
—22 Desember 2015, 08:46, pada Hari Ibu
Aku adalah salah satu dari beberapa anak yang terkadang melupakan Mama
Aku selalu lupa akan tiba masanya dimana Mama tidak seperti dulu
Tidak bisa melakukan rutinitasnya setiap hari di rumah
Dulu, aku mengabaikan perintah Mama untuk membantunya
Aku mengabaikan nasehat Mama untuk pulang lebih awal
Karena ia sudah letih mengerjakan semuanya
Karena ia belum beristirahat sedikit pun
Namun aku, tertawa-tawa, berbahagia di tempat lain
Tak sedikit sikapku yang terus melukai hatinya yang lembut
Aku tak pernah sadar tubuhnya semakin lemah dan semakin lemah
Aku kacau saat Mama tak berdaya
Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan
Rumah yang dahulu wangi, kini mulai tak terurus
Karena aku tak pernah mau belajar bagaimana mengurus semua ini
Setiap malam mama meringis kesakitan karena punggungnya sakit
Kakinya yang lambat laun tidak bisa menopang tubuhnya
Kali ini aku baru sadar betapa aku mencintainya
Betapa aku membutuhkannya di setiap nafasku
Aku merindukannya
Selalu merindukan dirinya yang sehat
Disini, dalam perjalananku menuju tempat belajarku
Aku menyampaikan rasa sayang dan rinduku padanya
Kata demi kata aku rangkai untuk mengucap rasa maafku padamu, Mama
Aku anak yang pengecut karena tak bisa mengucapnya langsung
Namun, satu yang terpenting
Cepat kembali pulih Mama
Cepat kembali ceria seperti dulu
Aku tidak bisa melakukan banyak hal untuk menghapus semuanya
Aku mencintaimu, Mama
—22 Desember 2015, 08:46, pada Hari Ibu
Senin, 14 Desember 2015
Sebatas Puisi #1
Dan akhirnya perasaan ini hanya berlabuh pada sebuah puisi
Jangan pernah acuhkan perempuan lainnya yang akan datang
Urusanku hanya sampai saat ini saja untuk mencintaimu
Atas nama cinta aku melepasmu untuk cinta yang lebih baik
Nampaknya kakimu akan terus dan terus menjauh dariku
Sedikit potongan hati pun tidak pernah aku rasakan sama sekali
Entah, apa sesusah ini untuk mengambil hatimu yang baik
Bagaikan jarum di dalam sebuah gunungan jerami sang peternak
Aku hanyalah salah satu bintang diantara milyaran lainnya
Salahku memang yang terlalu cepat merasakan hal itu
Tawamu adalah alasan terbesar mengapa aku jatuh cinta padamu
Indahnya senyumanmu juga menjadi segelintir mimpi indah
Andai kau bisa menatapku di balik pilar-pilar gedung ini
Nantinya mungkin kau akan bisa merasakan kehadiranku dengan kuat
Sampai-sampai kau akan merasa akulah satu-satunya perempuan
Yang mencintaimu dengan berdiam diri sambil terus menunggu
Akan datangnya keajaiban yang menghampiri hati kecilmu
Hanya Tuhan dan puisi ini yang akhirnya menjadi saksi
Bahwa aku benar-benar jatuh cinta
14 Desember 2015—00:28
Jangan pernah acuhkan perempuan lainnya yang akan datang
Urusanku hanya sampai saat ini saja untuk mencintaimu
Atas nama cinta aku melepasmu untuk cinta yang lebih baik
Nampaknya kakimu akan terus dan terus menjauh dariku
Sedikit potongan hati pun tidak pernah aku rasakan sama sekali
Entah, apa sesusah ini untuk mengambil hatimu yang baik
Bagaikan jarum di dalam sebuah gunungan jerami sang peternak
Aku hanyalah salah satu bintang diantara milyaran lainnya
Salahku memang yang terlalu cepat merasakan hal itu
Tawamu adalah alasan terbesar mengapa aku jatuh cinta padamu
Indahnya senyumanmu juga menjadi segelintir mimpi indah
Andai kau bisa menatapku di balik pilar-pilar gedung ini
Nantinya mungkin kau akan bisa merasakan kehadiranku dengan kuat
Sampai-sampai kau akan merasa akulah satu-satunya perempuan
Yang mencintaimu dengan berdiam diri sambil terus menunggu
Akan datangnya keajaiban yang menghampiri hati kecilmu
Hanya Tuhan dan puisi ini yang akhirnya menjadi saksi
Bahwa aku benar-benar jatuh cinta
14 Desember 2015—00:28
Minggu, 06 Desember 2015
Pencuri dan Kamu
Tolong! Seorang pencuri telah menghampiriku!
Mengendap-endap sampai aku tak menyadarinya
Aku kehilangan sesuatu yang berharga, lagi
Satu-satunya hati utuh yang aku miliki
Hati milikku itu baru saja selesai aku reparasi
Dengan sekuat tenagaku mencari kepingan-kepingannya
Pencuri itu tersenyum tampan sambil terus membawa hatiku
Tidak, tidak akan ada kata tertipu untuk kesekian kalinya
Namun, sang pencuri tampan itu mengambil hatiku
Berlari kesana kemari sambil membawa hatiku
Aku pun terus meneriaki sang pencuri tampan itu
Tapi salah, sang pencuri tampan itu ternyata tidak menggubrisnya
Katanya, hati ini seharusnya menjadi miliknya sejak dahulu
Tapi aku tidak pernah sadar untuk bersedia memberikannya
Karena sang pemilik hati yang sebenarnya telah menitipkannya
Tepat ketika saat itu ia meninggalkanku di tempat ini
Aku terus berusaha berlari mengambil hati yang dicuri
Namun salah, aku pun malah terjatuh di dalam dirinya
Di dalam jiwa dan pelukan sang pencuri tampan
Akhirnya aku kembali terjebak di sebuah taman yang indah
Taman itu luas berisi bidadari-bidadari nan cantik
Mereka menangis tersedu-sedu sambil mengadu kepadaku
Hati mereka ternyata juga dicuri dan tak dikembalikan
Bodohnya aku, sampai-sampai aku juga menjadi korban
Bagaimana nanti saat sang pemilik hati ini datang kembali?
Bila ia menanyakan keberadaan hati yang ia titipkan
Apa yang harus aku katakan kepadanya?
Haruskah aku mengatakan yang sebenarnya?
Hati ini telah dicuri oleh sang pencuri tampan
Karena aku lengah menjaga hati ini tetap utuh
Aku hanya sibuk mencari dan mencari dirimu, sang pemilik hati
Aku tak bisa menjaganya seperti apa yang engkau katakan
Maafkan bila saat ini aku tidak merasa bergetar lagi
Terlebih saat aku mendengar namamu terucap
Atau juga saat mereka menceritakan kabarmu
Perasaan ini berbeda semenjak hati ini dicuri olehnya
Gawatnya, aku terjebak di dalam taman bersama banyak bidadari cantik
Bukan hanya aku yang menjadi korban sang pencuri tampan
Haruskah aku berusaha kabur dari jeratan sang pencuri?
Ataukah tetap menikmati keindahan taman sang pencuri?
Mengendap-endap sampai aku tak menyadarinya
Aku kehilangan sesuatu yang berharga, lagi
Satu-satunya hati utuh yang aku miliki
Hati milikku itu baru saja selesai aku reparasi
Dengan sekuat tenagaku mencari kepingan-kepingannya
Pencuri itu tersenyum tampan sambil terus membawa hatiku
Tidak, tidak akan ada kata tertipu untuk kesekian kalinya
Namun, sang pencuri tampan itu mengambil hatiku
Berlari kesana kemari sambil membawa hatiku
Aku pun terus meneriaki sang pencuri tampan itu
Tapi salah, sang pencuri tampan itu ternyata tidak menggubrisnya
Katanya, hati ini seharusnya menjadi miliknya sejak dahulu
Tapi aku tidak pernah sadar untuk bersedia memberikannya
Karena sang pemilik hati yang sebenarnya telah menitipkannya
Tepat ketika saat itu ia meninggalkanku di tempat ini
Aku terus berusaha berlari mengambil hati yang dicuri
Namun salah, aku pun malah terjatuh di dalam dirinya
Di dalam jiwa dan pelukan sang pencuri tampan
Akhirnya aku kembali terjebak di sebuah taman yang indah
Taman itu luas berisi bidadari-bidadari nan cantik
Mereka menangis tersedu-sedu sambil mengadu kepadaku
Hati mereka ternyata juga dicuri dan tak dikembalikan
Bodohnya aku, sampai-sampai aku juga menjadi korban
Bagaimana nanti saat sang pemilik hati ini datang kembali?
Bila ia menanyakan keberadaan hati yang ia titipkan
Apa yang harus aku katakan kepadanya?
Haruskah aku mengatakan yang sebenarnya?
Hati ini telah dicuri oleh sang pencuri tampan
Karena aku lengah menjaga hati ini tetap utuh
Aku hanya sibuk mencari dan mencari dirimu, sang pemilik hati
Aku tak bisa menjaganya seperti apa yang engkau katakan
Maafkan bila saat ini aku tidak merasa bergetar lagi
Terlebih saat aku mendengar namamu terucap
Atau juga saat mereka menceritakan kabarmu
Perasaan ini berbeda semenjak hati ini dicuri olehnya
Gawatnya, aku terjebak di dalam taman bersama banyak bidadari cantik
Bukan hanya aku yang menjadi korban sang pencuri tampan
Haruskah aku berusaha kabur dari jeratan sang pencuri?
Ataukah tetap menikmati keindahan taman sang pencuri?
Jumat, 04 Desember 2015
Bunglon Jatuh Hati
Bagaikan tetesan salju putih nan cantik
Hati ini kembali mempunyai satu bunga yang indah
Aku menemukannya disudut keramaian Ibu Kota
Berbaur dengan semua ilalang-ilalang yang menjalar
Bagaikan bunga yang merekah ditengah tanah yang tandus
Kau muncul untuk mematahkan tanah-tanah yang tandus itu
Kau menanamkan berbagai bunga yang berwarna-warni
Rasanya, sedang terjadi hujan pelangi yang indah didepan mataku
Kamu memberikan senyuman pertama yang takkan ku lupa
Membuat taman bunga yang ada, kembali seperti dulu
Aku hampir lupa bagaimana rasanya melihat bunga seindah ini
Dan juga mekar seperti senyuman yang terus engkau tebarkan
Senyumanmu seperti air yang semakin mempercantik bunga-bunga
Mata indahmu membuatku terus bersyukur kepada Tuhan
Terhadap ciptaanNya yang tak akan pernah mengecewakan
Kau tetesan kebahagiaan yang Tuhan tunjukkan kepadaku
Diantara yang terindah, wajahmu masih bisa ku temukan
Walau aku tahu, aku hanyalah bunglon merah seperti senyumanmu
Lalu dengan cepat menjadi bunglon berwarna hitam legam
Seperti helaian rambutmu yang indah
Kawanku, akhirnya aku kembali jatuh hati kepada ciptaan Tuhan yang indah
Aku tidak bisa menstabilkan degup jantungku ini ketika ia hadir
Ketika ia memanggil namaku aku semakin tak bisa menahannya
Mungkin aku akan pingsan bila setiap hari ku betemu dengannya
Apa aku harus diam? Atau aku harus menyapa dirinya?
Aku tidak pernah merasa seperti ini, kawanku
Apa aku harus melemparkan senyum terbaikku untuknya?
Tapi apa senyumanku akan terlihat indah di matanya?
Aku mengucapkan terimakasih kepadamu setiap harinya
Terimakasih untuk menunjukanku bahwa masih ada titik keindahan
Diantara kepulan asap Ibu Kota yang membuat dada ini sesak
Kau begitu indah untuk terus mewarnai hari-hariku
Namamu terus aku ceritakan dalam buku catatanku
Berharap ceritaku bisa tercipta menjadi cerita yang indah
Aku berharap akhir dari cerita ini tidak akan terhenti begitu saja
Aku takut akan bertemu langit hitam lagi seperti kemarin
Aku tak tahu apakah puisi ini akan terlihat di matamu
Atau hanya sekedar melewati kedua telingamu itu
Kata orang ia harus tahu tentang perasaanku sekarang ini
Bagaimana bisa, bila aku tetap menjadi bunglon ketika kau melihatku?
Hati ini kembali mempunyai satu bunga yang indah
Aku menemukannya disudut keramaian Ibu Kota
Berbaur dengan semua ilalang-ilalang yang menjalar
Bagaikan bunga yang merekah ditengah tanah yang tandus
Kau muncul untuk mematahkan tanah-tanah yang tandus itu
Kau menanamkan berbagai bunga yang berwarna-warni
Rasanya, sedang terjadi hujan pelangi yang indah didepan mataku
Kamu memberikan senyuman pertama yang takkan ku lupa
Membuat taman bunga yang ada, kembali seperti dulu
Aku hampir lupa bagaimana rasanya melihat bunga seindah ini
Dan juga mekar seperti senyuman yang terus engkau tebarkan
Senyumanmu seperti air yang semakin mempercantik bunga-bunga
Mata indahmu membuatku terus bersyukur kepada Tuhan
Terhadap ciptaanNya yang tak akan pernah mengecewakan
Kau tetesan kebahagiaan yang Tuhan tunjukkan kepadaku
Diantara yang terindah, wajahmu masih bisa ku temukan
Walau aku tahu, aku hanyalah bunglon merah seperti senyumanmu
Lalu dengan cepat menjadi bunglon berwarna hitam legam
Seperti helaian rambutmu yang indah
Kawanku, akhirnya aku kembali jatuh hati kepada ciptaan Tuhan yang indah
Aku tidak bisa menstabilkan degup jantungku ini ketika ia hadir
Ketika ia memanggil namaku aku semakin tak bisa menahannya
Mungkin aku akan pingsan bila setiap hari ku betemu dengannya
Apa aku harus diam? Atau aku harus menyapa dirinya?
Aku tidak pernah merasa seperti ini, kawanku
Apa aku harus melemparkan senyum terbaikku untuknya?
Tapi apa senyumanku akan terlihat indah di matanya?
Aku mengucapkan terimakasih kepadamu setiap harinya
Terimakasih untuk menunjukanku bahwa masih ada titik keindahan
Diantara kepulan asap Ibu Kota yang membuat dada ini sesak
Kau begitu indah untuk terus mewarnai hari-hariku
Namamu terus aku ceritakan dalam buku catatanku
Berharap ceritaku bisa tercipta menjadi cerita yang indah
Aku berharap akhir dari cerita ini tidak akan terhenti begitu saja
Aku takut akan bertemu langit hitam lagi seperti kemarin
Aku tak tahu apakah puisi ini akan terlihat di matamu
Atau hanya sekedar melewati kedua telingamu itu
Kata orang ia harus tahu tentang perasaanku sekarang ini
Bagaimana bisa, bila aku tetap menjadi bunglon ketika kau melihatku?
Rabu, 25 November 2015
Juliet itu Bukan Aku
Di depan hamparan tanah lapang semua orang terdiam
Menatap keindahan yang langka mereka lihat
Hitamnya dunia membuat mereka hanya bisa terdiam membisu
Juliet nan cantik sedang berjalan menyusuri kota
Lenggak lenggok langkahnya membuat semua orang terpaku
Kelap kelip kilatan sinar kamera menangkap setiap indahnya sang Juliet
Tak perlu sang Juliet itu mengucapkan sepatah kata
Semua orang tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya
Sang Juliet itu menghampiri apa yang ia sayangi
Sosok gagah nan berwibawa siap menunggu diujung jalan
Tanpa perlu menunggu lama bahkan terinjak-injak
Sang Juliet dapat menggenggam erat tanganmu, Romeo
Akhirnya dua orang paling berbahagia itu bersatu
Mengikat sebuah perjalanan yang semua orang impikan
Bahkan aku, sang Putri Cinderella yang masih terikat juga menginginkannya
Aku, sang Putri Cinderella yang tak akan bersanding dengan Romeo
Semua orang berkata, pasangan Romeo itu bukan Cinderella
Cinderella seharusnya meninggalkan sepatunya dalam pesta dansa
Bukannya mengikuti kemana sang Romeo itu pergi
Karena sang Romeo tak akan mengambil sepatu kaca milik Cinderella
Lalu, siapa yang akan mengambil sepatu kaca Cinderella?
Kamu? Dia? Laki-laki manapun selain Romeo, aku tak mau
Romeo itu mengambil separuh impianku tentang dunia yang indah
Apa aku harus menunggu saat sang Romeo dan Juliet berpisah?
Harusnya Romeo paham bahwa Juliet tak diizinkan untuk bersamanya
Malam badai pun tak juga membuat sang Romeo sadar
Bahwa Juliet nan cantik itu bukan yang paling murni hatinya
Aku, aku, Romeo! Tolong lihat aku!
Keberuntungan tak juga memihak kepadaku
Aku tak bisa menyamakan kecantikanku dengan Juliet
Aku juga tak bisa menyamakan laki-laki lain dengan Romeo
Romeo itu seharusnya bisa berdansa denganku sampai jam 12
Ah! Apa aku harus bertanya siapa yang paling cantik kepada cermin?
Namun cermin berkata, sang Juliet lah yang paling cantik
Atau apa aku harus memberikan apel beracun padanya?
Namun, mereka selama-lamanya tetap bersama dengan menenggak racun
Cinderella tetaplah Cinderella dengan kehidupannya
Romeo tetap pada Julietnya selama-lamanya
Dan takdir, selama-lamanya tak akan berubah
Walau perasaanku lebih besar dibandingkan Juliet
Menatap keindahan yang langka mereka lihat
Hitamnya dunia membuat mereka hanya bisa terdiam membisu
Juliet nan cantik sedang berjalan menyusuri kota
Lenggak lenggok langkahnya membuat semua orang terpaku
Kelap kelip kilatan sinar kamera menangkap setiap indahnya sang Juliet
Tak perlu sang Juliet itu mengucapkan sepatah kata
Semua orang tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya
Sang Juliet itu menghampiri apa yang ia sayangi
Sosok gagah nan berwibawa siap menunggu diujung jalan
Tanpa perlu menunggu lama bahkan terinjak-injak
Sang Juliet dapat menggenggam erat tanganmu, Romeo
Akhirnya dua orang paling berbahagia itu bersatu
Mengikat sebuah perjalanan yang semua orang impikan
Bahkan aku, sang Putri Cinderella yang masih terikat juga menginginkannya
Aku, sang Putri Cinderella yang tak akan bersanding dengan Romeo
Semua orang berkata, pasangan Romeo itu bukan Cinderella
Cinderella seharusnya meninggalkan sepatunya dalam pesta dansa
Bukannya mengikuti kemana sang Romeo itu pergi
Karena sang Romeo tak akan mengambil sepatu kaca milik Cinderella
Lalu, siapa yang akan mengambil sepatu kaca Cinderella?
Kamu? Dia? Laki-laki manapun selain Romeo, aku tak mau
Romeo itu mengambil separuh impianku tentang dunia yang indah
Apa aku harus menunggu saat sang Romeo dan Juliet berpisah?
Harusnya Romeo paham bahwa Juliet tak diizinkan untuk bersamanya
Malam badai pun tak juga membuat sang Romeo sadar
Bahwa Juliet nan cantik itu bukan yang paling murni hatinya
Aku, aku, Romeo! Tolong lihat aku!
Keberuntungan tak juga memihak kepadaku
Aku tak bisa menyamakan kecantikanku dengan Juliet
Aku juga tak bisa menyamakan laki-laki lain dengan Romeo
Romeo itu seharusnya bisa berdansa denganku sampai jam 12
Ah! Apa aku harus bertanya siapa yang paling cantik kepada cermin?
Namun cermin berkata, sang Juliet lah yang paling cantik
Atau apa aku harus memberikan apel beracun padanya?
Namun, mereka selama-lamanya tetap bersama dengan menenggak racun
Cinderella tetaplah Cinderella dengan kehidupannya
Romeo tetap pada Julietnya selama-lamanya
Dan takdir, selama-lamanya tak akan berubah
Walau perasaanku lebih besar dibandingkan Juliet
Kamis, 19 November 2015
Bunga Terbahagia
Hai kau sang pemilik hati yang paling bahagia
Kau menebar kehangatan pada jiwa yang sepi
Kau membagikan senyuman dengan percuma
Kau adalah alasan mengapa aku ceria kembali
Semua keindahan di dunia ini selalu kau rasakan
Suaramu indah bagaikan alunan penenang jiwa
Wajah ceriamu membawa keceriaan pada semuanya
Semua menganggap kau makhluk paling bahagia
Aku hanya punya satu hati untuk satu yang terindah
Dan yang terindah selalu bisa memberikanku kebahagiaan
Kau mengatakan kebahagiaan bisa didapatkan dimana saja
Katamu seharusnya aku harus menari disaat hatiku sangat terluka
Aku mendengarkan semua ucapanmu terhadapku
Aku mengikuti kemanapun engkau melangkah
Berbagai cara kau lakukan agar aku disisimu
Dan sampailah aku di titik dimana aku mempercayaimu
Kau mengajarkanku bagaimana caranya aku menikmati hidupku
Kau juga mengajarkanku untuk mengagumi keindahan dunia
Aku merasa buta karena tak pernah melangkah sejauh ini
Langkah demi langkah kau memperkenalkanku pada dunia
Caramu melihat dunia membuatku terbangun dari sedihku
Tapi ternyata kau berbohong, kau berbohong
Kau berbohong bila duniamu selalu indah
Kau berbohong saat kau tertawa lepas
Bagaimana semua orang percaya dengan senyummu
Dengan bodohnya aku juga percaya dengan sikap bahagiamu
Ternyata kaulah makhluk yang selalu menangis di keheningan malam
Menyimpan semua luka sendiri sampai tak ada orang yang mengetahui
Aku pikir, kau adalah makhluk yang patut aku banggakan
Karena semua yang kau tunjukkan adalah dunia yang terindah
Haruskah kau memakai jubah kebahagiaan
Karena membahagiakan kami seharusnya bukan dengan cara menutup diri
Bunga terindah adalah bunga yang tumbuh secara alami
Pohon terkuat adalah pohon yang selalu diterpa angin badai
Akupun percaya kau adalah yang terindah dari yang terindah
Dan kau kuat tanpa harus memakai bantuan apapun
Untuk dirimu yang paling bahagia, aku sangat merindukanmu
Aku selalu menanti kapan keceriaan itu kembali hinggap dalam jiwamu
Aku hanya bisa meminta kepada Tuhan untuk menjauhkanmu
Dari semua kejahatan yang merenggut keceriaanmu
Kau menebar kehangatan pada jiwa yang sepi
Kau membagikan senyuman dengan percuma
Kau adalah alasan mengapa aku ceria kembali
Semua keindahan di dunia ini selalu kau rasakan
Suaramu indah bagaikan alunan penenang jiwa
Wajah ceriamu membawa keceriaan pada semuanya
Semua menganggap kau makhluk paling bahagia
Aku hanya punya satu hati untuk satu yang terindah
Dan yang terindah selalu bisa memberikanku kebahagiaan
Kau mengatakan kebahagiaan bisa didapatkan dimana saja
Katamu seharusnya aku harus menari disaat hatiku sangat terluka
Aku mendengarkan semua ucapanmu terhadapku
Aku mengikuti kemanapun engkau melangkah
Berbagai cara kau lakukan agar aku disisimu
Dan sampailah aku di titik dimana aku mempercayaimu
Kau mengajarkanku bagaimana caranya aku menikmati hidupku
Kau juga mengajarkanku untuk mengagumi keindahan dunia
Aku merasa buta karena tak pernah melangkah sejauh ini
Langkah demi langkah kau memperkenalkanku pada dunia
Caramu melihat dunia membuatku terbangun dari sedihku
Tapi ternyata kau berbohong, kau berbohong
Kau berbohong bila duniamu selalu indah
Kau berbohong saat kau tertawa lepas
Bagaimana semua orang percaya dengan senyummu
Dengan bodohnya aku juga percaya dengan sikap bahagiamu
Ternyata kaulah makhluk yang selalu menangis di keheningan malam
Menyimpan semua luka sendiri sampai tak ada orang yang mengetahui
Aku pikir, kau adalah makhluk yang patut aku banggakan
Karena semua yang kau tunjukkan adalah dunia yang terindah
Haruskah kau memakai jubah kebahagiaan
Karena membahagiakan kami seharusnya bukan dengan cara menutup diri
Bunga terindah adalah bunga yang tumbuh secara alami
Pohon terkuat adalah pohon yang selalu diterpa angin badai
Akupun percaya kau adalah yang terindah dari yang terindah
Dan kau kuat tanpa harus memakai bantuan apapun
Untuk dirimu yang paling bahagia, aku sangat merindukanmu
Aku selalu menanti kapan keceriaan itu kembali hinggap dalam jiwamu
Aku hanya bisa meminta kepada Tuhan untuk menjauhkanmu
Dari semua kejahatan yang merenggut keceriaanmu
Rabu, 11 November 2015
Merindukan Pelangi
Hujan yang turun hari ini masih deras seperti biasanya
Hawa sejuk menyelimuti raga yang merindukanmu
Semua orang tertawa ketika aku merindukanmu
Mereka berkata rinduku tak akan bisa kau rasakan
Kata orang, hujan belum tentu basah
Pelangi belum tentu semuanya terlihat indah
Tapi mengapa kau masih terlihat indah dimataku
Aku merindukan keindahan yang terjadi diantara kita
Aku menyelimuti bulir-bulir airmata yang jatuh
Berharap bisa tersenyum saat kau kembali nanti
Ketika semuanya sudah menyerah dengan sikapmu
Aku disini masih percaya kau akan kembali
Aku tak hanya merindukan ragamu kembali
Aku merindukan sosok pelindung yang kini hilang
Aku merindukan pendengar yang tak hanya mendengar
Aku merindukan indahnya pelangi diantara lebatnya hujan
Tanganku kosong tanpa genggamanmu yang hangat
Tapi aku masih bisa merasakan genggaman itu
Aku juga masih bisa merasakan nyamannya pundakmu
Walau kini aku hanya bisa bersandar pada kenangan
Untuk kamu yang aku rindukan, aku ingin menyapamu dengan
hangat
Bibir ini terlalu beku semenjak dirimu yang semakin
membeku
Aku juga ingin melihat senyumanmu lagi seperti dulu
Senyuman yang selalu memberikanku alasan untuk tetap
disini
Mereka disana mengatakan kau sudah lupa
Namun mereka yang disini mengatakan kau masih ingat
Aku kemudian juga merindukan suaramu
Suara yang tidak pernah memberikan janji apapun
Lalu apa yang aku tunggu saat ini
Bila memang kau tak pernah berjanji apapun
Entahlah, aku pun tidak mengerti dengan keadaan ini
Apa aku harus ikut menghilang atau tetap disini
Bersama hujan, aku masih mengingat langkah kakimu
Yang selalu aku harapkan langkah kaki itu mengarah
kembali kepadaku
Maaf bila aku masih berusaha ada dihadapanmu
Karena aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku ada disini
Minggu, 25 Oktober 2015
Sementara Kita
Sepasang mata indah itu pernah menatapku tajam
Melihat sampai ke dalam lubuk hatiku
Katanya hatiku sudah terlalu rapuh tak terurus
Katanya hatiku butuh seseorang yang membuat hatiku rapih kembali
Aku bilang padanya, hanya pemilik hati ini sajalah yang bisa
Senyuman itu mengembang melihat sepasang mata sendu ini
Apa ini rasanya kembali tersenyum setelah menangis sepanjang malam
Apa makhluk indah ini yang bisa mengganti pemilik hati yang rapuh
Sudah banyak airmata yang jatuh di pundak makhluk indah ini
Apa dia ikut merasakan kesedihanku?
Aku takut menitipkan hati ini untuk dirapihkan kembali
Kalau pada akhirnya dihancurkan kembali, untuk apa?
Tapi katanya, hanya dialah yang bisa merapihkan semuanya
Katanya, hanya dialah yang bisa menghapuskan sisa-sisa airmataku
Aku akhirnya tersenyum seperti ditarik oleh tangannya
Tangan yang terus menerus mencoba menghapuskan airmata ini
Senyumanku pun terus melebar setiap harinya
Sampai akhirnya aku bisa tertawa karena cara bicaranya
Dia menceritakan bagaimana ia melewati hari indahnya
Ah, sudah lama aku tak merasa sebahagia ini karena seseorang
Dia menunjukkan padaku semua lagu-lagu indah kesukaannya
Dia mencoba bernyanyi dan bertanya apakah suaranya indah
Aku bilang iya, suaranya indah seperti angin di pagi hari
Angin yang selalu menunjukkan keindahan dunia
Saat aku terbangun pada esok harinya, aku siap mendengar suaranya lagi
Aku juga siap mendengar semua cerita-ceritanya lagi
Tapi, hari ini makhluk indah itu tak datang
Aku menunggu seperti domba yang mencari gembalanya
Aku mendengar suara indah itu!
Aku ikuti sambil terus menari mengikuti alunan lagu yang dinyanyikan
Masih terus tersenyum mengingat senyumannya itu
Namun, hari ini makhluk indah itu bukan bernyanyi untukku
Aku hari ini kembali tersesat sampai keujung sungai
Aku kembali menangis seperti apa yang biasa aku lakukan
Aku seperti anak kecil yang kehilangan gula-gulanya
Air sungai menghanyutkan air mataku sampai ke hilir
Disana aku melihat seseorang, duduk terdiam melihatku menangis
Aku mengingat tatapan itu, aku ingat mata itu
Itu kamu orang yang seharusnya memiliki hati ini
Kau orang yang seharusnya tidak meninggalkanku sendirian
Kau hanya melihatku menangis tanpa ada pergerakan sedikitpun
Aku mendekat, namun kau semakin memudar dibalik kabut
Kau masih memandangku namun tetap terdiam
Apa aku harus terus terjebak seperti ini
Semua orang berbahagia menikmati perasaan mereka yang berbunga-bunga
Semua orang saling berbahagia satu sama lainnya
Tanpa harus memikirkan akankah pasangannya pergi
Mereka tertawa bahagia bersama, aku ingin seperti itu
Sementara kita, kita tak tahu apa yang seharusnya kita lakukan
Kita tak tahu apakah yang akan terjadi di masa yang akan datang
Itu semua karena kau yang membuatku seperti ini, sayang
Rasanya seperti ingin pergi, namun tangan kita masih bertautan
Makhluk indah itu seharusnya melepaskan tanganmu dari anganku
Tapi ternyata makhluk indah itu tak seindah dirinya
Aku tak menyangka aku masih bodoh untuk mempercayai makluk yang indah
Mungkin lebih bodoh lagi bila aku masih percaya kau akan kembali
Melihat sampai ke dalam lubuk hatiku
Katanya hatiku sudah terlalu rapuh tak terurus
Katanya hatiku butuh seseorang yang membuat hatiku rapih kembali
Aku bilang padanya, hanya pemilik hati ini sajalah yang bisa
Senyuman itu mengembang melihat sepasang mata sendu ini
Apa ini rasanya kembali tersenyum setelah menangis sepanjang malam
Apa makhluk indah ini yang bisa mengganti pemilik hati yang rapuh
Sudah banyak airmata yang jatuh di pundak makhluk indah ini
Apa dia ikut merasakan kesedihanku?
Aku takut menitipkan hati ini untuk dirapihkan kembali
Kalau pada akhirnya dihancurkan kembali, untuk apa?
Tapi katanya, hanya dialah yang bisa merapihkan semuanya
Katanya, hanya dialah yang bisa menghapuskan sisa-sisa airmataku
Aku akhirnya tersenyum seperti ditarik oleh tangannya
Tangan yang terus menerus mencoba menghapuskan airmata ini
Senyumanku pun terus melebar setiap harinya
Sampai akhirnya aku bisa tertawa karena cara bicaranya
Dia menceritakan bagaimana ia melewati hari indahnya
Ah, sudah lama aku tak merasa sebahagia ini karena seseorang
Dia menunjukkan padaku semua lagu-lagu indah kesukaannya
Dia mencoba bernyanyi dan bertanya apakah suaranya indah
Aku bilang iya, suaranya indah seperti angin di pagi hari
Angin yang selalu menunjukkan keindahan dunia
Saat aku terbangun pada esok harinya, aku siap mendengar suaranya lagi
Aku juga siap mendengar semua cerita-ceritanya lagi
Tapi, hari ini makhluk indah itu tak datang
Aku menunggu seperti domba yang mencari gembalanya
Aku mendengar suara indah itu!
Aku ikuti sambil terus menari mengikuti alunan lagu yang dinyanyikan
Masih terus tersenyum mengingat senyumannya itu
Namun, hari ini makhluk indah itu bukan bernyanyi untukku
Aku hari ini kembali tersesat sampai keujung sungai
Aku kembali menangis seperti apa yang biasa aku lakukan
Aku seperti anak kecil yang kehilangan gula-gulanya
Air sungai menghanyutkan air mataku sampai ke hilir
Disana aku melihat seseorang, duduk terdiam melihatku menangis
Aku mengingat tatapan itu, aku ingat mata itu
Itu kamu orang yang seharusnya memiliki hati ini
Kau orang yang seharusnya tidak meninggalkanku sendirian
Kau hanya melihatku menangis tanpa ada pergerakan sedikitpun
Aku mendekat, namun kau semakin memudar dibalik kabut
Kau masih memandangku namun tetap terdiam
Apa aku harus terus terjebak seperti ini
Semua orang berbahagia menikmati perasaan mereka yang berbunga-bunga
Semua orang saling berbahagia satu sama lainnya
Tanpa harus memikirkan akankah pasangannya pergi
Mereka tertawa bahagia bersama, aku ingin seperti itu
Sementara kita, kita tak tahu apa yang seharusnya kita lakukan
Kita tak tahu apakah yang akan terjadi di masa yang akan datang
Itu semua karena kau yang membuatku seperti ini, sayang
Rasanya seperti ingin pergi, namun tangan kita masih bertautan
Makhluk indah itu seharusnya melepaskan tanganmu dari anganku
Tapi ternyata makhluk indah itu tak seindah dirinya
Aku tak menyangka aku masih bodoh untuk mempercayai makluk yang indah
Mungkin lebih bodoh lagi bila aku masih percaya kau akan kembali
Minggu, 02 Agustus 2015
Aku Terikat
Kaki kecil kami terlahir untuk bersama
Terikat kencang dalam sebuah arti persahabatan
Semuanya kami mulai dengan indahnya
Tanpa melihat siapa yang terlahir paling hebat
Aku bahagia ikut terikat dalam persahabatan ini
Kalian tahu apa arti persahabatan di dalam hidupku?
Apa kalian tahu apa jadinya bila mereka tak menggenggamku?
Mungkin saja aku tidak akan sekuat seperti saat ini
Mereka adalah manusia yang mau berbicara padaku
Disaat semua manusia lain hanya bisa menertawakanku
Mereka tahu apa yang bisa membuat diri ini terus melangkah
Disaat aku ingin berhenti karena manusia lain menghempasku
Mereka juga tahu bagaimana harus terus terikat bersama
Disaat manusia lain saling berburu kekuasaan dan tahta
Tapi semakin terikat, kami pun merasa semakin sesak
Kami juga manusia yang ingin lepas dan mengejar kekuasaan
Manusia lainnya tertawa sangat bahagianya melihat kami
Melihat salah satu diantara kami hampir terlepas dari ikatan
Mereka berusaha merusak ikatan kami dengan kasarnya
Tidak! Kami terlahir bukan untuk meninggalkan satu sama lain
Jangan pernah pergi karena kekuasaan dan tahta, sahabatku
Kau bisa mendapatkan itu bersama-sama kami semua
Kau akan merasa lebih bahagia saat mencapainya bersama
Kau tak akan merasa kesepian diatas sana karena terus bersama kami!
Saat ini kaki kecil kami pun tumbuh untuk terus melangkah
Kami tak lupa mengikat kencang tali persahabatan kami
Sungguh, mereka adalah orang terhebat yang aku punya
Karena ku tahu, kami akan bersama sampai raga kami lelah
Terikat kencang dalam sebuah arti persahabatan
Semuanya kami mulai dengan indahnya
Tanpa melihat siapa yang terlahir paling hebat
Aku bahagia ikut terikat dalam persahabatan ini
Kalian tahu apa arti persahabatan di dalam hidupku?
Apa kalian tahu apa jadinya bila mereka tak menggenggamku?
Mungkin saja aku tidak akan sekuat seperti saat ini
Mereka adalah manusia yang mau berbicara padaku
Disaat semua manusia lain hanya bisa menertawakanku
Mereka tahu apa yang bisa membuat diri ini terus melangkah
Disaat aku ingin berhenti karena manusia lain menghempasku
Mereka juga tahu bagaimana harus terus terikat bersama
Disaat manusia lain saling berburu kekuasaan dan tahta
Tapi semakin terikat, kami pun merasa semakin sesak
Kami juga manusia yang ingin lepas dan mengejar kekuasaan
Manusia lainnya tertawa sangat bahagianya melihat kami
Melihat salah satu diantara kami hampir terlepas dari ikatan
Mereka berusaha merusak ikatan kami dengan kasarnya
Tidak! Kami terlahir bukan untuk meninggalkan satu sama lain
Jangan pernah pergi karena kekuasaan dan tahta, sahabatku
Kau bisa mendapatkan itu bersama-sama kami semua
Kau akan merasa lebih bahagia saat mencapainya bersama
Kau tak akan merasa kesepian diatas sana karena terus bersama kami!
Saat ini kaki kecil kami pun tumbuh untuk terus melangkah
Kami tak lupa mengikat kencang tali persahabatan kami
Sungguh, mereka adalah orang terhebat yang aku punya
Karena ku tahu, kami akan bersama sampai raga kami lelah
Rabu, 22 Juli 2015
Sudahkah Kau Berbicara Kepada Sang Waktu?
Dentuman jam di dinding berbunyi menandakan kau harus pergi
Ding ding ding ding
Dentuman jam di dinding masih terus berbunyi saat aku menahanmu
Jarum jam bergerak sangat cepat saat kau disisiku
Waktu memang menjadi musuh terbesar diantara kita berdua
Ia selalu menang, dan aku hanya bisa menunggumu kembali
Katakan padanya aku ingin bersamamu lebih lama
Katakan kepada sang waktu, bahwa aku sudah terlalu lama menunggu
Angin berhembus membawamu pergi dari hadapanku lagi
Tik tok tik tok
Sudahkah engkau mengatakan kepada sang waktu?
Sudahkah engkau meminta kesempatan lagi kepada sang waktu?
Aku takut esok hari engkau tak akan kembali
Kemana lagi aku harus bersembunyi disaat engkau tak ada
Aku takut bila esok hari aku tak bisa memelukmu lagi
Tunjukkan aku tempat terindah untuk aku menunggumu
Engkau berkata kepadaku bahwa sang waktu akan menunjukkan semuanya
Tapi ketakutan ini lebih besar dari rasa percayaku padamu
Haruskah aku diselimuti oleh ketakutanku lagi malam ini?
Apa yang kau lakukan saat kau pergi?
Keikhlasanmu melepasku membuatku semakin merindukanmu
Apa kau tega melihatku melawan rasa rindu dan ketakutan ini sendirian?
Aku tidak bisa lari dari genggaman sang waktu
Aku berhenti tepat dimana kau terakhir meninggalkankumeninggalkanku
Requested by: Kiky Amalia
Ding ding ding ding
Dentuman jam di dinding masih terus berbunyi saat aku menahanmu
Jarum jam bergerak sangat cepat saat kau disisiku
Waktu memang menjadi musuh terbesar diantara kita berdua
Ia selalu menang, dan aku hanya bisa menunggumu kembali
Katakan padanya aku ingin bersamamu lebih lama
Katakan kepada sang waktu, bahwa aku sudah terlalu lama menunggu
Angin berhembus membawamu pergi dari hadapanku lagi
Tik tok tik tok
Sudahkah engkau mengatakan kepada sang waktu?
Sudahkah engkau meminta kesempatan lagi kepada sang waktu?
Aku takut esok hari engkau tak akan kembali
Kemana lagi aku harus bersembunyi disaat engkau tak ada
Aku takut bila esok hari aku tak bisa memelukmu lagi
Tunjukkan aku tempat terindah untuk aku menunggumu
Engkau berkata kepadaku bahwa sang waktu akan menunjukkan semuanya
Tapi ketakutan ini lebih besar dari rasa percayaku padamu
Haruskah aku diselimuti oleh ketakutanku lagi malam ini?
Apa yang kau lakukan saat kau pergi?
Keikhlasanmu melepasku membuatku semakin merindukanmu
Apa kau tega melihatku melawan rasa rindu dan ketakutan ini sendirian?
Aku tidak bisa lari dari genggaman sang waktu
Aku berhenti tepat dimana kau terakhir meninggalkankumeninggalkanku
Requested by: Kiky Amalia
Senin, 22 Juni 2015
Embarrassed featuring Pramita P.
Entah sejak kapan kepompong ini tumbuh di dalam perutku
Melahirkan kupu-kupu yang sangat indah dan menggelitik perutku
Ketika senyum itu kembali mengembang di pagi hari
Bagaimana kau terlihat begitu sempurna dimataku
Suara lembutmu bagaikan melodi di telingaku
Wajahmu adalah lukisan terindah yang Tuhan ciptakan
Aku seakan hidup diantara dandelion, angin menamparku lembut
Aku kesal, mengapa ada makhluk indah seperti dirimu
Waktu memang terus berjalan setiap harinya
Tapi tidak dengan perasaanku ini
Bodoh memang, aku terus mencintaimu setiap hari
Kau terus menebar keindahan di depan mataku ini
Tanpa kau tahu, aku selalu ada di balik kabut sejuk yang menyelimuti dirimu
Aku melakukan itu hanya untuk memastikan kau baik-baik saja
Tanpa kau tahu, aku selalu ada diantara hangatnya mentari pagi
Itu karena aku berharap kau akan bersikap hangat kepadaku
Detik ini, aku mohon kau mendengarkan diriku
Betapa besar perasaanku kepadamu
Betapa lelah aku memendam ini sendirian
Betapa kuatnya kau mematahkan tulangku hanya dengan senyumanmu
Sungguh, aku ingin menyapamu saat kau menebar senyuman itu
Apa kau ingat? Aku adalah si gadis yang berlari mengejarmu
Aku adalah gadis yang tunggang-langgang untuk mendapatkan hatimu
Aku terseok-seok diantara semua gadis yang terjerat parasmu
Mungkin kau tidak lagi menaruh perasaan apapun padaku
Aku memaklumi itu, mana mungkin kau jatuh cinta pada si gadis bodoh ini
Aku hampir mati saat melihat wajah teduhmu menatapku
Terlebih saat kau memanggil namaku dengan lengkapnya
Menurutku, dengan memendam perasaan ini adalah cara terbaik
Aku tak kuasa jika berdampingan dengan makhluk sempurna sepertimu
Bohong bila aku tidak menginginkanmu saat ini
Aku hanya belum mampu menormalkan degup jantungku saat melihatmu
Aku harap kita dapat bertemu lagi suatu saat nanti
Terlebih, disaat aku sudah bisa mengendalikan degup jantung ini
Maaf bila aku pingsan, saat kau membersihkan daun gugur dirambutku
Dan juga saat kau menggenggam tanganku dengan tangan lembutmu itu
Ini hanya puisi kecil yang bisa aku tuliskan pada sebuah origami
Dan aku hanyutkan ke sungai yang jernih seperti mata indahmu
Aku hanya bisa berharap ujung sungai ini bisa membawa suratku
Barangkali Tuhan mengijinkan engkau mengetahui apa yang aku rasakan
Requested by: Soraya Nadhifah
Melahirkan kupu-kupu yang sangat indah dan menggelitik perutku
Ketika senyum itu kembali mengembang di pagi hari
Bagaimana kau terlihat begitu sempurna dimataku
Suara lembutmu bagaikan melodi di telingaku
Wajahmu adalah lukisan terindah yang Tuhan ciptakan
Aku seakan hidup diantara dandelion, angin menamparku lembut
Aku kesal, mengapa ada makhluk indah seperti dirimu
Waktu memang terus berjalan setiap harinya
Tapi tidak dengan perasaanku ini
Bodoh memang, aku terus mencintaimu setiap hari
Kau terus menebar keindahan di depan mataku ini
Tanpa kau tahu, aku selalu ada di balik kabut sejuk yang menyelimuti dirimu
Aku melakukan itu hanya untuk memastikan kau baik-baik saja
Tanpa kau tahu, aku selalu ada diantara hangatnya mentari pagi
Itu karena aku berharap kau akan bersikap hangat kepadaku
Detik ini, aku mohon kau mendengarkan diriku
Betapa besar perasaanku kepadamu
Betapa lelah aku memendam ini sendirian
Betapa kuatnya kau mematahkan tulangku hanya dengan senyumanmu
Sungguh, aku ingin menyapamu saat kau menebar senyuman itu
Apa kau ingat? Aku adalah si gadis yang berlari mengejarmu
Aku adalah gadis yang tunggang-langgang untuk mendapatkan hatimu
Aku terseok-seok diantara semua gadis yang terjerat parasmu
Mungkin kau tidak lagi menaruh perasaan apapun padaku
Aku memaklumi itu, mana mungkin kau jatuh cinta pada si gadis bodoh ini
Aku hampir mati saat melihat wajah teduhmu menatapku
Terlebih saat kau memanggil namaku dengan lengkapnya
Menurutku, dengan memendam perasaan ini adalah cara terbaik
Aku tak kuasa jika berdampingan dengan makhluk sempurna sepertimu
Bohong bila aku tidak menginginkanmu saat ini
Aku hanya belum mampu menormalkan degup jantungku saat melihatmu
Aku harap kita dapat bertemu lagi suatu saat nanti
Terlebih, disaat aku sudah bisa mengendalikan degup jantung ini
Maaf bila aku pingsan, saat kau membersihkan daun gugur dirambutku
Dan juga saat kau menggenggam tanganku dengan tangan lembutmu itu
Ini hanya puisi kecil yang bisa aku tuliskan pada sebuah origami
Dan aku hanyutkan ke sungai yang jernih seperti mata indahmu
Aku hanya bisa berharap ujung sungai ini bisa membawa suratku
Barangkali Tuhan mengijinkan engkau mengetahui apa yang aku rasakan
Requested by: Soraya Nadhifah
Senja Terakhir
Pagi ini, aku kembali membuka surat darimu
Pengakuanmu kemarin, membuatku terjaga sepanjang malam
Aku terus membaca ulang surat kecil darimu ini
Berharap apa yang aku baca itu tidak benar
Tidak, surat ini bukan untuk diriku
Apa mungkin, pengantar surat ini salah alamat
Tapi, di bawah surat ini tertera jelas namamu
Mana mungkin aku tak mengenal nama ini
Ya, aku sangat mengenalmu
Aku tau suatu hari kau akan pergi
Aku tau suatu hari semua ini akan berhenti
Aku tau suatu hari perasaan ini memudar
Tapi, apakah kamu tau?
Aku begitu bahagia hidup di duniamu
Karena terlalu bahagia itu aku melupakan sesuatu
Bahwa suatu hari kau memang akan pergi
Izinkan aku kembali hidup di duniamu
Atau sekedar bernafas di dalam mimpimu
Aku ingin menyampaikan sesuatu
Aku akan merindukanmu saat kau pergi
Kenyataan yang aku lihat ini terlalu menyakitkan
Kau hanya terdiam saat aku berjuang untuk bertahan
Kau selalu menghindar saat aku ingin memegang tanganmu
Tolong aku, jangan pergi dengan cara seperti ini
Matahari terlalu terik aku rasakan
Saat malam pun aku rasa terlalu dingin
Aku ingin kebahagiaan yang kemarin
Aku tak ingin terus terisak setiap malam
Bulir-bulir airmata itu terus jatuh ke pipiku
Tolong, bantu aku memberhentikan airmata ini
Aku memang tidak terluka ataupun berdarah karenamu
Tapi rasa sakitnya membuat airmata ini terus jatuh
Ajari aku bagaimana untuk membuatmu kembali
Seharusnya kau tulis semuanya di suratmu
Seharusnya kau tulis bahwa kau hanya pergi sebentar
Ajari aku bagaimana harus hidup tanpa melihatmu
Kau menulis, kau tak tau kapan akan kembali
Tapi tenanglah, aku akan terus bertahan disini
Aku hanya berharap suatu hari nanti masih ada ruang untukku
Untuk kembali hidup di duniamu lagi
Requested by: Soraya Nadhifah.
Pengakuanmu kemarin, membuatku terjaga sepanjang malam
Aku terus membaca ulang surat kecil darimu ini
Berharap apa yang aku baca itu tidak benar
Tidak, surat ini bukan untuk diriku
Apa mungkin, pengantar surat ini salah alamat
Tapi, di bawah surat ini tertera jelas namamu
Mana mungkin aku tak mengenal nama ini
Ya, aku sangat mengenalmu
Aku tau suatu hari kau akan pergi
Aku tau suatu hari semua ini akan berhenti
Aku tau suatu hari perasaan ini memudar
Tapi, apakah kamu tau?
Aku begitu bahagia hidup di duniamu
Karena terlalu bahagia itu aku melupakan sesuatu
Bahwa suatu hari kau memang akan pergi
Izinkan aku kembali hidup di duniamu
Atau sekedar bernafas di dalam mimpimu
Aku ingin menyampaikan sesuatu
Aku akan merindukanmu saat kau pergi
Kenyataan yang aku lihat ini terlalu menyakitkan
Kau hanya terdiam saat aku berjuang untuk bertahan
Kau selalu menghindar saat aku ingin memegang tanganmu
Tolong aku, jangan pergi dengan cara seperti ini
Matahari terlalu terik aku rasakan
Saat malam pun aku rasa terlalu dingin
Aku ingin kebahagiaan yang kemarin
Aku tak ingin terus terisak setiap malam
Bulir-bulir airmata itu terus jatuh ke pipiku
Tolong, bantu aku memberhentikan airmata ini
Aku memang tidak terluka ataupun berdarah karenamu
Tapi rasa sakitnya membuat airmata ini terus jatuh
Ajari aku bagaimana untuk membuatmu kembali
Seharusnya kau tulis semuanya di suratmu
Seharusnya kau tulis bahwa kau hanya pergi sebentar
Ajari aku bagaimana harus hidup tanpa melihatmu
Kau menulis, kau tak tau kapan akan kembali
Tapi tenanglah, aku akan terus bertahan disini
Aku hanya berharap suatu hari nanti masih ada ruang untukku
Untuk kembali hidup di duniamu lagi
Requested by: Soraya Nadhifah.
Sabtu, 20 Juni 2015
Day 6(#7HariTerangganaJatuhCinta): Apakah Semua Perpisahan Itu Jalan Terbaik?
Beberapa bulan ini aku sedikit sensitif dengan kata-kata; pergi, ucapan selamat tinggal, meninggalkan, ataupun pindah.
Memang tak ada yang bisa di salahkan ketika dua orang berpisah, atau teman terdekatnya harus pergi untuk menimba ilmu di kota lain. Aku juga tidak bisa memaksakan mereka harus terus disini, karena memang yang terjadi ya mereka semua harus pergi.
Salah ketika aku hanya bisa menyalahkan keadaan ini. Salah ketika aku hanya bisa terdiam saat mereka pergi. Seharusnya aku bisa mencari cara untuk menyusul, ataupun aku seharusnya bisa mengambil jalan lain yang mungkin lebih indah. Aku tak tahu, bila ternyata perpisahan dimasa SMA akan sesedih ini. Aku pikir, aku akan merasa kehilangan sebentar, lalu kembali mencari kehidupan baru dijenjang yang lebih tinggi.
Banyak orang mengatakan bahwa masa SMA adalah masa terindah didalam hidup. Iya. Aku tekankan sekali lagi bahwa memang, iya. Masa SMA adalah masa terindah. Bagaimana tidak, kamu akan merasakan indahnya jatuh cinta dengan seseorang yang mungkin tak akan kamu lupakan. SMA, juga akan mempertemukanmu dengan teman-teman seperjuangan yang akan terasa sepi bila mereka tak lagi sama-sama berjuang denganmu.
Pada tahun terakhir aku merasakan rasa lelah yang teramat sangat, apalagi saat menyelasaikan tugas-tugas dan ujian-ujian akhir menjelang kelulusan. Dan juga mengurus semua keperluan untuk ke jenjang berikutnya, akankah melanjutkan untuk kuliah ataupun ke dunia kerja.
Aku akui, aku mengeluh saat itu. Aku lelah di hadapkan dengan materi, tugas, dan ujian yang tiada hentinya. Sekolah hampir 6 jam ditambah dengan 2 jam tambahan pelajaran. Dan setelah itu mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah selama 2 jam. Saat di rumah juga pasti harus mengerjakan tugas-tugas sekolah yang di bawa ke rumah. Rasanya saat itu, aku sangat butuh liburan. Aku selalu berpikir, "Ah, tenang saja. Setelah lulus aku akan merasakan liburan yang panjang." Dan aku tak sabar menunggu hal itu.
Tapi setelah pengumuman kelulusan itu tiba, aku merasakan hal yang aneh. Perbedaan yang sangat drastis. Biasanya aku sibuk dengan segala macam tugasku, namun tiba-tiba aku harus duduk terdiam di rumah tanpa tahu harus melakukan apa-apa. Aku masih sedikit sibuk dengan ujian-ujian masuk perguruan tinggi, tapi setelah itu aku mengetahui suatu kenyataan.
Beberapa teman-temanku harus pergi ke kota lain untuk melanjutkan hidupnya di sana. Ada yang hanya untuk sementara—untuk kuliah ataupun kerja. Dan ada yang harus selamanya pindah ke kota lain. Satu persatu mengucapkan selamat tinggal kepadaku. Satu persatu berpamitan sebelum mereka pergi.
Hal yang lebih tak aku duga adalah, ketika laki-laki itu juga mengucapkan selamat tinggal. A-aku tak bisa terus menerima ucapan selamat tinggal seperti ini. Aku belum siap. Semuanya berkata, "Kita pasti akan bertemu saat nanti kita semua sudah mencapai kesuksesan."
Memang benar, suatu saat nanti kita semua pasti akan berkumpul kembali. Entah, saat temanmu baru membuka perusahaan baru. Atau di saat temanmu berhasil menemukan penelitian-penelitian baru. Atau juga mungkin di saat temanmu berada di hari bahagianya, yaitu pernikahan.
Dari semua itu, aku masih merasa hal belum puas. Aku masih bertanya-tanya, apakah aku masih bisa bertemu lagi denganmu?
Selasa, 16 Juni 2015
Day 3(#7HariTerangganaJatuhCinta): Ketika Aku, Masih Jatuh Cinta Denganmu.
Sebelum kelulusan, aku selalu takut bila aku tak akan melihatmu lagi. Aku tak bisa lagi melihatmu datang ke sekolah. Aku tak bisa lagi melihatmu duduk dan belajar dengan seriusnya di kelasmu. Aku sangat takut saat itu.
Dulu, kamu tau? Setiap aku berangkat sekolah. Aku berharap bertemu denganmu di depan gerbang dan kita bisa berjalan bersama sampai ke kelas masing-masing.
Dulu, aku selalu berharap kita bisa pergi ke kantin bersama seperti yang lain. Tapi aku bahagia, ketika aku bertemu denganmu di Masjid sekolah. Kita berjamaah bersama dengan yang lainnya. Aku bahagia dengan sederhananya.
Ahiya, aku pernah membaca sebuah nasihat.
"Dukung dia dengan perhatianmu. Dukung dia dengan doa-doamu. Walau mungkin itu efeknya tak langsung terlihat. Tapi dengan itu, dia sadar bahwa kamu adalah satu-satunya perempuan yang menjadi tempat dia bersandar.
Disaat perempuan lain menyerah dan hanya bisa mengeluh, memberontak di tengah kesibukannya. Hanya kamu satu-satunya perempuan yang bisa memberi. Kesabaran kamu lah yang menentukan, apakah kamu menjadi bagian dari rencana masa depannya atau tidak."
Setelah membaca itu, aku sadar aku harus menjadi satu-satunya perempuan yang menjadi tempat kamu bersandar. Seperti aku yang selalu menyandarkan diriku di pundakmu saat aku lelah.
Hari demi hari. Kamu semakin diam. Kamu semakin menghilang dari ceritaku. Kamu menghilang menjelang hari-hari kelulusanku. Aku ingin berbagi kebahagiaanku ini. Dimana kamu? Sudah terlalu lama kamu tenggelam di tengah kesibukanmu dan tak lagi menyapaku.
Tapi, saat ini kamu benar-benar menghilang. Kamu sudah tak lagi jadi bagian hidupku. Alasan kamu diam, menghindar, dan semuanya ini hanya untuk pergi? Hanya untuk tak melihatku menangis lagi saat kamu sibuk dan menghilang? Padahal aku pun juga punya alasan tersendiri.
Kamu tau kenapa saat itu aku masih bertahan untukmu? Kamu tau kenapa aku selalu mengabaikan rasa rinduku saat kamu sibuk? Karena untukmu. Aku tak peduli sesibuk apapun kamu, aku tak peduli seberapa lama lagi kamu harus menghilang. Tapi, kamu harus tetap di sisiku.
Kamu tau rasanya ingin menjaga seseorang, tapi sudah tidak berhak untuk menjaganya? Kamu tau rasanya bertahan di sampingmu, lalu kamu melepaskanku begitu saja?
Ah,
Aku sekarang sudah harus belajar untuk tidak memaksakan kamu untuk tinggal. Aku selalu percaya kemana saja merpati putih berpisah, mereka akan terbang untuk bersama kembali. Setelah aku lulus, aku sudah tak akan melihatmu lagi di sekolah. Tapi, aku selalu menyebutkan namamu di setiap doaku. Aku selalu ingin diri-Nya menjagamu untukku.
Aku mungkin sudah tak akan melihatmu di sekolah. Tapi perasaanku masih sama. Aku tak tau apa yang terjadi beberapa bulan dan tahun kedepannya. Apakah aku masih bisa menyayangimu atau tidak? Aku bisa jatuh cinta lagi denganmu saja aku tak tau, apalagi merasakan rasa sayang itu.
Sehat-sehat di tengah kesibukanmu. Kamu harus selalu ingat untuk bersujud kepada-Nya. Aku tak tau apakah kamu juga sering menyebut namaku atau tidak. Tapi aku berharap aku akan bertemu lagi, denganmu.
Ahiya, aku baru ingat. Terimakasih telah menepati janjimu, bahwa kamu akan menjagaku. Dan aku harap, aku masih bisa merasakan di lindungi oleh orang sepertimu.
Aku? Tenang, aku masih ada di persimpangan dimana kamu pergi saat itu. Cepat kembali bila semuanya telah selesai ya, Kebo.
Senin, 15 Juni 2015
Day 2(#7HariTerangganaJatuhCinta): Ketika Aku, Jatuh Cinta Denganmu.
Hai kamu, iya kamu. Orang yang membuatku percaya bahwa masih ada laki-laki yang pantas untuk di banggakan. Bahwa ternyata masih ada laki-laki yang pantas di percaya.
Kamu, memang sedingin es. Tapi, aku tau kamu bisa menjadi sosok yang menghangatkan. Entah, sudah berapa kali aku mengatakan bahwa kamu berbeda. Entah, sudah berapa kali aku membanggakanmu di depan teman-temanku, sampai mereka mungkin lelah mendengarnya.
Hanya karenamu, aku merasa terlindungi. Hanya karena sifatmu, aku percaya hampir sepenuhnya bahkan mungkin sudah percaya sepenuhnya kepadamu. Tapi, kenapa mereka meragukanmu?
Mereka berkata, bahwa kamu tak peduli. Mereka berkata, bahwa kamu tak seperti apa yang aku banggakan selama ini. Aku menjadi takut.
Ketika semuanya datang dan pergi tanpa kejelasan yang pasti. Kamu hadir diantara kegelapan rasa percayaku terhadap semua yang aku percaya. Kamu ada, dimana aku ingin seorang pendengar yang baik.
Aku tau, aku tak selalu di jadikan prioritas. Tidak jarang rasanya kamu selalu membagi waktumu antara kesibukanmu, dan aku. Tapi aku mengerti akan hal itu, kamu pasti akan berusaha untuk mempunyai waktu bersamaku, kan? Aku mempercayai itu.
Bahagia itu selalu kamu buat dengan sederhana. Kamu datang dengan eskrim. Atau kamu datang dengan segudang ceritamu. Aku juga bahagia. Apalagi saat kamu mempunyai waktu senggang, dan kita bisa berbincang sepuas hati kita. Kamu ingat?
Bahagiaku paling utama, adalah saat aku bisa merasakan tertidur di pundakmu. Kamu mengusap rambutku, sampai akhirnya kamu ikut tertidur. Ah, aku sangat merindukan yang satu itu. Kamu melakukan suatu hal yang pasti tak akan mereka bayangkan. Itu semua yang menjadi alasanku, mengapa aku menyayangimu sampai detik ini, saat aku menulis surat ini.
Aku ingat hari dimana kamu sedang sibuk-sibuknya di tengah kegiatanmu. Masih terasa sama rasanya. Aku seperti sendirian merasakan ini. Aku bertanya kepada-Nya, apakah kamu akan terus membuatku jatuh cinta?
Kalau boleh aku jujur, aku sempat merasakan rasa iri yang teramat sangat saat melihat pasangan-pasangan lain yang bisa berkomunikasi setiap harinya, aku iri melihat mereka yang bisa selalu bersama tanpa terhalang oleh waktu.
Apa aku boleh menyalahkan waktu? Apa boleh aku egois sebentar saja? Bila aku egois, mungkin aku akan membenci hari Minggu. Aku akan membenci hari libur. Aku juga akan membenci kesibukan diantara kita. Aku, juga pasti akan membenci semuanya yang membuat kamu sibuk. Tapi apa bisa aku bersikap egois seperti itu? Marah? Menuntut? Aku hanya bisa mengeluh dalam diriku.
Tolong, dengarkan yang sebenarnya terjadi pada hatiku ini.
Senin, 01 Juni 2015
Perempuan Lebih Egois?
Perempuan itu makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah. Perempuan itu seperti mutiara, kalo lo mau mendapatkan mutiara itu ya lo harus menyelam lebih dalam ke dasar laut. Sama aja seperti lo yang harus menyelam hati si perempuan dan mengerti apa yang dia mau.
Pembahasan gue sekarang adalah mencoba menengahi pendapat laki-laki yang selalu bilang,
"Ah cewek gue egois banget, sih."
Lalu gue sebagai kang konsul hati, bertanya "egoisnya dalam hal apa aja?"
Kemudian pasien gue menjawab panjang kali lebar kali tinggi;
1. "Dia tuh sering marah-marah yang nggak jelas apa alasannya."
Jadi gini, sikap perempuan itukan udah kayak musim di Indonesia yang susah banget di tebak kadang hujan atau kadang kemarau, sampai ngebuat peramal cuaca 'retired'. Dan seharusnya ya seharusnya, laki-laki itu jadi para 'penduduk' yang lama-lama terbiasa dengan sikap perempuan yang berubah-ubah yang sama seperti cuaca.
Coba dulu lo bertahan sama sikap perempuan yang berubah-ubah gitu. Lagipula kan kalo bukan lo yang ngerti sikapnya dia, siapalagi? Kalo perempuan itu beneran sayang, dia pasti berpikir seperti ini.
"Ih kasian ya dia mengalah terus, dia juga sabar sama sikap gue yang berubah-ubah begini. Besok-besok gue ngga bakalan begitu lagi, deh."
Kalo misalkan sampe 3 bulan kemudian cewek lo begitu coba lo bilang baik-baik, "kok kamu sering marah-marahin aku, sih? Emang salah aku apa? Kamu lagi ada masalah? Cerita aja sini."
2. "Dia tuh selalu pingin pendapatnya di terima. Padahal dia aja nggak pernah mendengarkan pendapat gue."
Sebelumnya gue mau kasih contoh, yang mungkin kalian pernah rasain sama cewek lo
Cewe: Ih itu jalanannya macet, kamu belok gih lewat situ
Cowo: Bukannya lebih parah macetnya? Mending lewat jalanan ini aja
Cewe: Nggak percaya banget sih, ini macetnya panjang banget
Cowo: Udah, yang nyetir kan aku
((beberapa meter kemudian))
Cewe: Tuhkan aku bilang malah tambah macet, nanti kita telat gimana? Panas tau )#$#!$(3&"vsanac-$+v0
Cowo: Iya, maaf kan biasanya disini ngga macet
Cewe: Siapa suruh nggak dengerin!
Ada yang pernah?
Gue akuin memang perempuan itu kadang bahkan sering cerewet, bawel, dllnya itu tuh cuma buat lo doang, kok. Dia cuma ngasih pendapat yang menurut dia itu bener, nggak salahnya kan mencoba dengerin pendapatnya dia?
Nggak hanya buat laki-lakinya. Perempuannya juga harus mendengarkan pendapat laki-laki. Hubungan itukan terjalin karena komunikasi yang baik jadi ya harus saling mendengarkan, kaya slogan satu asuransi "always listening, always understanding".
Dan kalian pasti pernah baca kalo perempuan lebih banyak melakukan sesuatu itu dengan hati, sedangkan laki-laki lebih banyak melakukan sesuatu dengan logika. Jadi, mengerti kan kenapa perempuan lebih sering sakit hati kalo pendapatnya itu nggak di terima?
Nah itulah 2 kasus yang paling banyak gue denger dari temen-temen gue. Semoga bisa jadi titik tengah kalian semua yaaaa. Kalo ada kritik dan saran? Gue terima banget, kok! Emang lagi butuh juga. Hihi.
Kamis, 28 Mei 2015
Mati Rasa atau Buta?
Mati rasa, bila di artikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah tidak merasakan apa-apa. Contoh; saat lo di cubit emak lo tapi nggak berasa apa-apa, atau saat lo makan makanan yang enak tapi nggak berasa apa-apa di lidah, atau juga saat lo di sakitin cowok tapi nggak berasa apa-apa.
Sekarang gue nggak bakalan membahas tentang cubitan emak lo ataupun makanan lo yang nggak berasa itu. Tapi tentang cowok yang nyakitin lo tapi lo berasa biasa aja.
•Bohong, kalau ada perempuan yang melihat pacarnya jalan sama perempuan lain, tapi dia biasa aja.
•Bohong, kalau pacar lo bilangnya mau bimbel eh tapi malah bimbel buat pelajarin perempuan yang lain.
•Bohong, kalau kamu pergi dari aku tapi aku biasa aja/yang ini anggep aja nggak ada/
Tapi lo pasti pernah liat perempuan yang udah di bohongin pacarnya berkali-kali, di selingkuhin berkali-kali, datang-pergi-datang-pergi tapi perempuan ini tetep nungguin.
Bahkan bukan hanya perempuan, lo-lo-lo para laki-laki mungkin pernah kayak begitu, ya kan?
Jadi, intinya mereka itu mati rasa atau buta? Bukan buta yang berarti lo nggak bisa lihat apa-apa. Tapi lebih nggak bisa lihat bagaimana bentuk perasaan lo sekarang, yang mungkin udah jadi benyek-an perkedel atau butiran debu.
Beberapa orang yang gue survey, "Apa sih alasan orang-orang bisa mati rasa atau buta?" Dan sebagian besar menjawab, "itu pasti karena mereka terlalu sayang sama pasangannya."
Hanya karena, terlalu sayang?
Apa? Terlalu sayang?
Gue pernah di ceramahin sama sesepuh-sesepuh kalau melakukan sesuatu jangan "terlalu", contohnya; terlalu baik, terlalu bodoh, terlalu pendek, terlalu lambat, atau terlalu sayang.
Sebetulnya menurut gue, terlalu sayang itu bisa jadi hal yang menguntungkan. Karena seharusnya kisah cinta lo bakalan bahagia. Tapi, apa semua bakalan berujung bahagia?
Gimana kalau kejadiannya kaya yang gue sebutin diatas? Di bohongin berkali-kali, di selingkuhin berkali-kali, di tinggalin. Apa perasaan "terlalu sayang" mereka itu bakalan jadi sia-sia?
Enggak kok, perasaan "terlalu sayang" itu bakalan membuat perasaan lo semakin kuat. Mati rasa yang lo rasain bakalan membuat lo terlindung dari orang-orang yang sifatnya "sama aja" kaya pasangan lo sebelumnya.
Gue masih nggak ngerti apa itu bisa dibilang "stuck", ah apapun akhirnya. Mati rasa jangan sampe ngebuat lo terus-terusan bertahan sama pasangan lo yang sering selingkuh ataupun ngebohongin lo. Mati rasa seharusnya ngebuat lo lebih bertahan.
Tapi,
Kalo gue bertahan buat menunggu yang udah pergi, salah atau nggak?
Rabu, 27 Mei 2015
Jangan Pergi
Kenapa kamu pergi?
Kenapa kamu memilih untuk pergi?
Kenapa kamu pergi?
Jangan! Bertahanlah untukku
Bertahanlah untuk semua cerita kita
Sesibuk apapun kamu aku tak peduli
Asal kamu tidak pergi, jangan pergi.
Aku tak tau bagaimana caranya aku mencegah
Aku masih bisa tersenyum saat kau pergi
Aku masih bisa terus mendoakanmu
Aku pun masih bisa bernafas sampai saat ini
Tapi, setelah kamu pergi apa aku juga pergi?
Aku masih berdiri disini
Melihatmu berjalan dengan........
Ah, aku tak tau apa yang benar-benar kamu rasakan
Apa kamu senang meninggalkanku?
Apa kamu berat meninggalkanku?
Yang aku tau kamu pergi "demi aku"
Kamu pergi agar tidak lagi melihatku menangis
Kamu tau selama ini aku sedih
Kamu tau selama ini aku menahan perasaanku
TAPI KAMU KENAPA PERGI JUGA?
KENAPA?
Kamu tau apa yang terjadi saat kamu pergi?
Iya, memang aku tersenyum manis
Aku tersenyum sambil memikirkan
Apa hanya aku selama ini yang merasa bahagia?
Apa hanya aku yang merasa kita itu sempurna?
Aku ingin tahu dengan apa yang kamu rasakan
Aku ingin tahu semuanya, sayang
Iya, sampai saat ini kamu menjadi "sayang"-ku
Tolong katakan bahwa kita akan kembali
Tolong katakan kau akan menghampiriku
Menyediakkan pundakmu lagi seperti dulu
Bahkan, aku belum sempat mengatakan
"Aku sangat merindukanmu."
Kamu malah pergi terlebih dahulu sebelum aku mengucapkannya
Sekarang, bagaimana caraku mengucapkannya?
Bagaimana caraku menyampaikannya kepadamu?
"Aku sangat merindukanmu."
Aku tahu kamu tak akan pergi jauh
Tapi, apa bisa aku bersandar di bahumu?
Apa bisa aku mengalungkan lenganku di lenganmu?
Apa bisa aku menatapmu dari dekat?
Aku masih menjadi Panda
Aku masih menunggu
Aku, masih sayang kamu
Kenapa kamu memilih untuk pergi?
Kenapa kamu pergi?
Jangan! Bertahanlah untukku
Bertahanlah untuk semua cerita kita
Sesibuk apapun kamu aku tak peduli
Asal kamu tidak pergi, jangan pergi.
Aku tak tau bagaimana caranya aku mencegah
Aku masih bisa tersenyum saat kau pergi
Aku masih bisa terus mendoakanmu
Aku pun masih bisa bernafas sampai saat ini
Tapi, setelah kamu pergi apa aku juga pergi?
Aku masih berdiri disini
Melihatmu berjalan dengan........
Ah, aku tak tau apa yang benar-benar kamu rasakan
Apa kamu senang meninggalkanku?
Apa kamu berat meninggalkanku?
Yang aku tau kamu pergi "demi aku"
Kamu pergi agar tidak lagi melihatku menangis
Kamu tau selama ini aku sedih
Kamu tau selama ini aku menahan perasaanku
TAPI KAMU KENAPA PERGI JUGA?
KENAPA?
Kamu tau apa yang terjadi saat kamu pergi?
Iya, memang aku tersenyum manis
Aku tersenyum sambil memikirkan
Apa hanya aku selama ini yang merasa bahagia?
Apa hanya aku yang merasa kita itu sempurna?
Aku ingin tahu dengan apa yang kamu rasakan
Aku ingin tahu semuanya, sayang
Iya, sampai saat ini kamu menjadi "sayang"-ku
Tolong katakan bahwa kita akan kembali
Tolong katakan kau akan menghampiriku
Menyediakkan pundakmu lagi seperti dulu
Bahkan, aku belum sempat mengatakan
"Aku sangat merindukanmu."
Kamu malah pergi terlebih dahulu sebelum aku mengucapkannya
Sekarang, bagaimana caraku mengucapkannya?
Bagaimana caraku menyampaikannya kepadamu?
"Aku sangat merindukanmu."
Aku tahu kamu tak akan pergi jauh
Tapi, apa bisa aku bersandar di bahumu?
Apa bisa aku mengalungkan lenganku di lenganmu?
Apa bisa aku menatapmu dari dekat?
Aku masih menjadi Panda
Aku masih menunggu
Aku, masih sayang kamu
Langganan:
Postingan (Atom)