Minggu, 25 Oktober 2015

Sementara Kita

Sepasang mata indah itu pernah menatapku tajam
Melihat sampai ke dalam lubuk hatiku
Katanya hatiku sudah terlalu rapuh tak terurus
Katanya hatiku butuh seseorang yang membuat hatiku rapih kembali

Aku bilang padanya, hanya pemilik hati ini sajalah yang bisa
Senyuman itu mengembang melihat sepasang mata sendu ini
Apa ini rasanya kembali tersenyum setelah menangis sepanjang malam
Apa makhluk indah ini yang bisa mengganti pemilik hati yang rapuh

Sudah banyak airmata yang jatuh di pundak makhluk indah ini
Apa dia ikut merasakan kesedihanku?
Aku takut menitipkan hati ini untuk dirapihkan kembali
Kalau pada akhirnya dihancurkan kembali, untuk apa?

Tapi katanya, hanya dialah yang bisa merapihkan semuanya
Katanya, hanya dialah yang bisa menghapuskan sisa-sisa airmataku
Aku akhirnya tersenyum seperti ditarik oleh tangannya
Tangan yang terus menerus mencoba menghapuskan airmata ini

Senyumanku pun terus melebar setiap harinya
Sampai akhirnya aku bisa tertawa karena cara bicaranya
Dia menceritakan bagaimana ia melewati hari indahnya
Ah, sudah lama aku tak merasa sebahagia ini karena seseorang

Dia menunjukkan padaku semua lagu-lagu indah kesukaannya
Dia mencoba bernyanyi dan bertanya apakah suaranya indah
Aku bilang iya, suaranya indah seperti angin di pagi hari
Angin yang selalu menunjukkan keindahan dunia

Saat aku terbangun pada esok harinya, aku siap mendengar suaranya lagi
Aku juga siap mendengar semua cerita-ceritanya lagi
Tapi, hari ini makhluk indah itu tak datang
Aku menunggu seperti domba yang mencari gembalanya

Aku mendengar suara indah itu!
Aku ikuti sambil terus menari mengikuti alunan lagu yang dinyanyikan
Masih terus tersenyum mengingat senyumannya itu
Namun, hari ini makhluk indah itu bukan bernyanyi untukku

Aku hari ini kembali tersesat sampai keujung sungai
Aku kembali menangis seperti apa yang biasa aku lakukan
Aku seperti anak kecil yang kehilangan gula-gulanya
Air sungai menghanyutkan air mataku sampai ke hilir

Disana aku melihat seseorang, duduk terdiam melihatku menangis
Aku mengingat tatapan itu, aku ingat mata itu
Itu kamu orang yang seharusnya memiliki hati ini
Kau orang yang seharusnya tidak meninggalkanku sendirian

Kau hanya melihatku menangis tanpa ada pergerakan sedikitpun
Aku mendekat, namun kau semakin memudar dibalik kabut
Kau masih memandangku namun tetap terdiam
Apa aku harus terus terjebak seperti ini

Semua orang berbahagia menikmati perasaan mereka yang berbunga-bunga
Semua orang saling berbahagia satu sama lainnya
Tanpa harus memikirkan akankah pasangannya pergi
Mereka tertawa bahagia bersama, aku ingin seperti itu

Sementara kita, kita tak tahu apa yang seharusnya kita lakukan
Kita tak tahu apakah yang akan terjadi di masa yang akan datang
Itu semua karena kau yang membuatku seperti ini, sayang
Rasanya seperti ingin pergi, namun tangan kita masih bertautan

Makhluk indah itu seharusnya melepaskan tanganmu dari anganku
Tapi ternyata makhluk indah itu tak seindah dirinya
Aku tak menyangka aku masih bodoh untuk mempercayai makluk yang indah
Mungkin lebih bodoh lagi bila aku masih percaya kau akan kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar