Sabtu, 20 Juni 2015

Day 6(#7HariTerangganaJatuhCinta): Apakah Semua Perpisahan Itu Jalan Terbaik?

Beberapa bulan ini aku sedikit sensitif dengan kata-kata; pergi, ucapan selamat tinggal, meninggalkan, ataupun pindah.
Memang tak ada yang bisa di salahkan ketika dua orang berpisah, atau teman terdekatnya harus pergi untuk menimba ilmu di kota lain. Aku juga tidak bisa memaksakan mereka harus terus disini, karena memang yang terjadi ya mereka semua harus pergi.
Salah ketika aku hanya bisa menyalahkan keadaan ini. Salah ketika aku hanya bisa terdiam saat mereka pergi. Seharusnya aku bisa mencari cara untuk menyusul, ataupun aku seharusnya bisa mengambil jalan lain yang mungkin lebih indah. Aku tak tahu, bila ternyata perpisahan dimasa SMA akan sesedih ini. Aku pikir, aku akan merasa kehilangan sebentar, lalu kembali mencari kehidupan baru dijenjang yang lebih tinggi.
Banyak orang mengatakan bahwa masa SMA adalah masa terindah didalam hidup. Iya. Aku tekankan sekali lagi bahwa memang, iya. Masa SMA adalah masa terindah. Bagaimana tidak, kamu akan merasakan indahnya jatuh cinta dengan seseorang yang mungkin tak akan kamu lupakan. SMA, juga akan mempertemukanmu dengan teman-teman seperjuangan yang akan terasa sepi bila mereka tak lagi sama-sama berjuang denganmu.
Pada tahun terakhir aku merasakan rasa lelah yang teramat sangat, apalagi saat menyelasaikan tugas-tugas dan ujian-ujian akhir menjelang kelulusan. Dan juga mengurus semua keperluan untuk ke jenjang berikutnya, akankah melanjutkan untuk kuliah ataupun ke dunia kerja.
Aku akui, aku mengeluh saat itu. Aku lelah di hadapkan dengan materi, tugas, dan ujian yang tiada hentinya. Sekolah hampir 6 jam ditambah dengan 2 jam tambahan pelajaran. Dan setelah itu mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah selama 2 jam. Saat di rumah juga pasti harus mengerjakan tugas-tugas sekolah yang di bawa ke rumah. Rasanya saat itu, aku sangat butuh liburan. Aku selalu berpikir, "Ah, tenang saja. Setelah lulus aku akan merasakan liburan yang panjang." Dan aku tak sabar menunggu hal itu.
Tapi setelah pengumuman kelulusan itu tiba, aku merasakan hal yang aneh. Perbedaan yang sangat drastis. Biasanya aku sibuk dengan segala macam tugasku, namun tiba-tiba aku harus duduk terdiam di rumah tanpa tahu harus melakukan apa-apa. Aku masih sedikit sibuk dengan ujian-ujian masuk perguruan tinggi, tapi setelah itu aku mengetahui suatu kenyataan.
Beberapa teman-temanku harus pergi ke kota lain untuk melanjutkan hidupnya di sana. Ada yang hanya untuk sementara—untuk kuliah ataupun kerja. Dan ada yang harus selamanya pindah ke kota lain. Satu persatu mengucapkan selamat tinggal kepadaku. Satu persatu berpamitan sebelum mereka pergi.
Hal yang lebih tak aku duga adalah, ketika laki-laki itu juga mengucapkan selamat tinggal. A-aku tak bisa terus menerima ucapan selamat tinggal seperti ini. Aku belum siap. Semuanya berkata, "Kita pasti akan bertemu saat nanti kita semua sudah mencapai kesuksesan."
Memang benar, suatu saat nanti kita semua pasti akan berkumpul kembali. Entah, saat temanmu baru membuka perusahaan baru. Atau di saat temanmu berhasil menemukan penelitian-penelitian baru. Atau juga mungkin di saat temanmu berada di hari bahagianya, yaitu pernikahan.
Dari semua itu, aku masih merasa hal belum puas. Aku masih bertanya-tanya, apakah aku masih bisa bertemu lagi denganmu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar