Selasa, 16 Juni 2015

Day 3(#7HariTerangganaJatuhCinta): Ketika Aku, Masih Jatuh Cinta Denganmu.

Sebelum kelulusan, aku selalu takut bila aku tak akan melihatmu lagi. Aku tak bisa lagi melihatmu datang ke sekolah. Aku tak bisa lagi melihatmu duduk dan belajar dengan seriusnya di kelasmu. Aku sangat takut saat itu.
Dulu, kamu tau? Setiap aku berangkat sekolah. Aku berharap bertemu denganmu di depan gerbang dan kita bisa berjalan bersama sampai ke kelas masing-masing.
Dulu, aku selalu berharap kita bisa pergi ke kantin bersama seperti yang lain. Tapi aku bahagia, ketika aku bertemu denganmu di Masjid sekolah. Kita berjamaah bersama dengan yang lainnya. Aku bahagia dengan sederhananya.
Ahiya, aku pernah membaca sebuah nasihat.
"Dukung dia dengan perhatianmu. Dukung dia dengan doa-doamu. Walau mungkin itu efeknya tak langsung terlihat. Tapi dengan itu, dia sadar bahwa kamu adalah satu-satunya perempuan yang menjadi tempat dia bersandar.
Disaat perempuan lain menyerah dan hanya bisa mengeluh, memberontak di tengah kesibukannya. Hanya kamu satu-satunya perempuan yang bisa memberi. Kesabaran kamu lah yang menentukan, apakah kamu menjadi bagian dari rencana masa depannya atau tidak."
Setelah membaca itu, aku sadar aku harus menjadi satu-satunya perempuan yang menjadi tempat kamu bersandar. Seperti aku yang selalu menyandarkan diriku di pundakmu saat aku lelah.
Hari demi hari. Kamu semakin diam. Kamu semakin menghilang dari ceritaku. Kamu menghilang menjelang hari-hari kelulusanku. Aku ingin berbagi kebahagiaanku ini. Dimana kamu? Sudah terlalu lama kamu tenggelam di tengah kesibukanmu dan tak lagi menyapaku.
Tapi, saat ini kamu benar-benar menghilang. Kamu sudah tak lagi jadi bagian hidupku. Alasan kamu diam, menghindar, dan semuanya ini hanya untuk pergi? Hanya untuk tak melihatku menangis lagi saat kamu sibuk dan menghilang? Padahal aku pun juga punya alasan tersendiri.
Kamu tau kenapa saat itu aku masih bertahan untukmu? Kamu tau kenapa aku selalu mengabaikan rasa rinduku saat kamu sibuk? Karena untukmu. Aku tak peduli sesibuk apapun kamu, aku tak peduli seberapa lama lagi kamu harus menghilang. Tapi, kamu harus tetap di sisiku.
Kamu tau rasanya ingin menjaga seseorang, tapi sudah tidak berhak untuk menjaganya? Kamu tau rasanya bertahan di sampingmu, lalu kamu melepaskanku begitu saja?
Ah,
Aku sekarang sudah harus belajar untuk tidak memaksakan kamu untuk tinggal. Aku selalu percaya kemana saja merpati putih berpisah, mereka akan terbang untuk bersama kembali. Setelah aku lulus, aku sudah tak akan melihatmu lagi di sekolah. Tapi, aku selalu menyebutkan namamu di setiap doaku. Aku selalu ingin diri-Nya menjagamu untukku.
Aku mungkin sudah tak akan melihatmu di sekolah. Tapi perasaanku masih sama. Aku tak tau apa yang terjadi beberapa bulan dan tahun kedepannya. Apakah aku masih bisa menyayangimu atau tidak? Aku bisa jatuh cinta lagi denganmu saja aku tak tau, apalagi merasakan rasa sayang itu.
Sehat-sehat di tengah kesibukanmu. Kamu harus selalu ingat untuk bersujud kepada-Nya. Aku tak tau apakah kamu juga sering menyebut namaku atau tidak. Tapi aku berharap aku akan bertemu lagi, denganmu.
Ahiya, aku baru ingat. Terimakasih telah menepati janjimu, bahwa kamu akan menjagaku. Dan aku harap, aku masih bisa merasakan di lindungi oleh orang sepertimu.
Aku? Tenang, aku masih ada di persimpangan dimana kamu pergi saat itu. Cepat kembali bila semuanya telah selesai ya, Kebo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar