Bagaikan tetesan salju putih nan cantik
Hati ini kembali mempunyai satu bunga yang indah
Aku menemukannya disudut keramaian Ibu Kota
Berbaur dengan semua ilalang-ilalang yang menjalar
Bagaikan bunga yang merekah ditengah tanah yang tandus
Kau muncul untuk mematahkan tanah-tanah yang tandus itu
Kau menanamkan berbagai bunga yang berwarna-warni
Rasanya, sedang terjadi hujan pelangi yang indah didepan mataku
Kamu memberikan senyuman pertama yang takkan ku lupa
Membuat taman bunga yang ada, kembali seperti dulu
Aku hampir lupa bagaimana rasanya melihat bunga seindah ini
Dan juga mekar seperti senyuman yang terus engkau tebarkan
Senyumanmu seperti air yang semakin mempercantik bunga-bunga
Mata indahmu membuatku terus bersyukur kepada Tuhan
Terhadap ciptaanNya yang tak akan pernah mengecewakan
Kau tetesan kebahagiaan yang Tuhan tunjukkan kepadaku
Diantara yang terindah, wajahmu masih bisa ku temukan
Walau aku tahu, aku hanyalah bunglon merah seperti senyumanmu
Lalu dengan cepat menjadi bunglon berwarna hitam legam
Seperti helaian rambutmu yang indah
Kawanku, akhirnya aku kembali jatuh hati kepada ciptaan Tuhan yang indah
Aku tidak bisa menstabilkan degup jantungku ini ketika ia hadir
Ketika ia memanggil namaku aku semakin tak bisa menahannya
Mungkin aku akan pingsan bila setiap hari ku betemu dengannya
Apa aku harus diam? Atau aku harus menyapa dirinya?
Aku tidak pernah merasa seperti ini, kawanku
Apa aku harus melemparkan senyum terbaikku untuknya?
Tapi apa senyumanku akan terlihat indah di matanya?
Aku mengucapkan terimakasih kepadamu setiap harinya
Terimakasih untuk menunjukanku bahwa masih ada titik keindahan
Diantara kepulan asap Ibu Kota yang membuat dada ini sesak
Kau begitu indah untuk terus mewarnai hari-hariku
Namamu terus aku ceritakan dalam buku catatanku
Berharap ceritaku bisa tercipta menjadi cerita yang indah
Aku berharap akhir dari cerita ini tidak akan terhenti begitu saja
Aku takut akan bertemu langit hitam lagi seperti kemarin
Aku tak tahu apakah puisi ini akan terlihat di matamu
Atau hanya sekedar melewati kedua telingamu itu
Kata orang ia harus tahu tentang perasaanku sekarang ini
Bagaimana bisa, bila aku tetap menjadi bunglon ketika kau melihatku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar