Kamis, 28 Mei 2015

Mati Rasa atau Buta?

Mati rasa, bila di artikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah tidak merasakan apa-apa. Contoh; saat lo di cubit emak lo tapi nggak berasa apa-apa, atau saat lo makan makanan yang enak tapi nggak berasa apa-apa di lidah, atau juga saat lo di sakitin cowok tapi nggak berasa apa-apa.
Sekarang gue nggak bakalan membahas tentang cubitan emak lo ataupun makanan lo yang nggak berasa itu. Tapi tentang cowok yang nyakitin lo tapi lo berasa biasa aja.
•Bohong, kalau ada perempuan yang melihat pacarnya jalan sama perempuan lain, tapi dia biasa aja.
•Bohong, kalau pacar lo bilangnya mau bimbel eh tapi malah bimbel buat pelajarin perempuan yang lain.
•Bohong, kalau kamu pergi dari aku tapi aku biasa aja/yang ini anggep aja nggak ada/
Tapi lo pasti pernah liat perempuan yang udah di bohongin pacarnya berkali-kali, di selingkuhin berkali-kali, datang-pergi-datang-pergi tapi perempuan ini tetep nungguin.
Bahkan bukan hanya perempuan, lo-lo-lo para laki-laki mungkin pernah kayak begitu, ya kan?
Jadi, intinya mereka itu mati rasa atau buta? Bukan buta yang berarti lo nggak bisa lihat apa-apa. Tapi lebih nggak bisa lihat bagaimana bentuk perasaan lo sekarang, yang mungkin udah jadi benyek-an perkedel atau butiran debu.
Beberapa orang yang gue survey, "Apa sih alasan orang-orang bisa mati rasa atau buta?" Dan sebagian besar menjawab, "itu pasti karena mereka terlalu sayang sama pasangannya."
Hanya karena, terlalu sayang?
Apa? Terlalu sayang?
Gue pernah di ceramahin sama sesepuh-sesepuh kalau melakukan sesuatu jangan "terlalu", contohnya; terlalu baik, terlalu bodoh, terlalu pendek, terlalu lambat, atau terlalu sayang.
Sebetulnya menurut gue, terlalu sayang itu bisa jadi hal yang menguntungkan. Karena seharusnya kisah cinta lo bakalan bahagia. Tapi, apa semua bakalan berujung bahagia?
Gimana kalau kejadiannya kaya yang gue sebutin diatas? Di bohongin berkali-kali, di selingkuhin berkali-kali, di tinggalin. Apa perasaan "terlalu sayang" mereka itu bakalan jadi sia-sia?
Enggak kok, perasaan "terlalu sayang" itu bakalan membuat perasaan lo semakin kuat. Mati rasa yang lo rasain bakalan membuat lo terlindung dari orang-orang yang sifatnya "sama aja" kaya pasangan lo sebelumnya.
Gue masih nggak ngerti apa itu bisa dibilang "stuck", ah apapun akhirnya. Mati rasa jangan sampe ngebuat lo terus-terusan bertahan sama pasangan lo yang sering selingkuh ataupun ngebohongin lo. Mati rasa seharusnya ngebuat lo lebih bertahan.
Tapi,
Kalo gue bertahan buat menunggu yang udah pergi, salah atau nggak?

2 komentar: