Rabu, 25 November 2015

Juliet itu Bukan Aku

Di depan hamparan tanah lapang semua orang terdiam
Menatap keindahan yang langka mereka lihat
Hitamnya dunia membuat mereka hanya bisa terdiam membisu
Juliet nan cantik sedang berjalan menyusuri kota

Lenggak lenggok langkahnya membuat semua orang terpaku
Kelap kelip kilatan sinar kamera menangkap setiap indahnya sang Juliet
Tak perlu sang Juliet itu mengucapkan sepatah kata
Semua orang tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya

Sang Juliet itu menghampiri apa yang ia sayangi
Sosok gagah nan berwibawa siap menunggu diujung jalan
Tanpa perlu menunggu lama bahkan terinjak-injak
Sang Juliet dapat menggenggam erat tanganmu, Romeo

Akhirnya dua orang paling berbahagia itu bersatu
Mengikat sebuah perjalanan yang semua orang impikan
Bahkan aku, sang Putri Cinderella yang masih terikat juga menginginkannya
Aku, sang Putri Cinderella yang tak akan bersanding dengan Romeo

Semua orang berkata, pasangan Romeo itu bukan Cinderella
Cinderella seharusnya meninggalkan sepatunya dalam pesta dansa
Bukannya mengikuti kemana sang Romeo itu pergi
Karena sang Romeo tak akan mengambil sepatu kaca milik Cinderella

Lalu, siapa yang akan mengambil sepatu kaca Cinderella?
Kamu? Dia? Laki-laki manapun selain Romeo, aku tak mau
Romeo itu mengambil separuh impianku tentang dunia yang indah
Apa aku harus menunggu saat sang Romeo dan Juliet berpisah?

Harusnya Romeo paham bahwa Juliet tak diizinkan untuk bersamanya
Malam badai pun tak juga membuat sang Romeo sadar
Bahwa Juliet nan cantik itu bukan yang paling murni hatinya
Aku, aku, Romeo! Tolong lihat aku!

Keberuntungan tak juga memihak kepadaku
Aku tak bisa menyamakan kecantikanku dengan Juliet
Aku juga tak bisa menyamakan laki-laki lain dengan Romeo
Romeo itu seharusnya bisa berdansa denganku sampai jam 12

Ah! Apa aku harus bertanya siapa yang paling cantik kepada cermin?
Namun cermin berkata, sang Juliet lah yang paling cantik
Atau apa aku harus memberikan apel beracun padanya?
Namun, mereka selama-lamanya tetap bersama dengan menenggak racun

Cinderella tetaplah Cinderella dengan kehidupannya
Romeo tetap pada Julietnya selama-lamanya
Dan takdir, selama-lamanya tak akan berubah
Walau perasaanku lebih besar dibandingkan Juliet

Kamis, 19 November 2015

Bunga Terbahagia

Hai kau sang pemilik hati yang paling bahagia
Kau menebar kehangatan pada jiwa yang sepi
Kau membagikan senyuman dengan percuma
Kau adalah alasan mengapa aku ceria kembali

Semua keindahan di dunia ini selalu kau rasakan
Suaramu indah bagaikan alunan penenang jiwa
Wajah ceriamu membawa keceriaan pada semuanya
Semua menganggap kau makhluk paling bahagia

Aku hanya punya satu hati untuk satu yang terindah
Dan yang terindah selalu bisa memberikanku kebahagiaan
Kau mengatakan kebahagiaan bisa didapatkan dimana saja
Katamu seharusnya aku harus menari disaat hatiku sangat terluka

Aku mendengarkan semua ucapanmu terhadapku
Aku mengikuti kemanapun engkau melangkah
Berbagai cara kau lakukan agar aku disisimu
Dan sampailah aku di titik dimana aku mempercayaimu

Kau mengajarkanku bagaimana caranya aku menikmati hidupku
Kau juga mengajarkanku untuk mengagumi keindahan dunia
Aku merasa buta karena tak pernah melangkah sejauh ini
Langkah demi langkah kau memperkenalkanku pada dunia

Caramu melihat dunia membuatku terbangun dari sedihku
Tapi ternyata kau berbohong, kau berbohong
Kau berbohong bila duniamu selalu indah
Kau berbohong saat kau tertawa lepas

Bagaimana semua orang percaya dengan senyummu
Dengan bodohnya aku juga percaya dengan sikap bahagiamu
Ternyata kaulah makhluk yang selalu menangis di keheningan malam
Menyimpan semua luka sendiri sampai tak ada orang yang mengetahui

Aku pikir, kau adalah makhluk yang patut aku banggakan
Karena semua yang kau tunjukkan adalah dunia yang terindah
Haruskah kau memakai jubah kebahagiaan
Karena membahagiakan kami seharusnya bukan dengan cara menutup diri

Bunga terindah adalah bunga yang tumbuh secara alami
Pohon terkuat adalah pohon yang selalu diterpa angin badai
Akupun percaya kau adalah yang terindah dari yang terindah
Dan kau kuat tanpa harus memakai bantuan apapun

Untuk dirimu yang paling bahagia, aku sangat merindukanmu
Aku selalu menanti kapan keceriaan itu kembali hinggap dalam jiwamu
Aku hanya bisa meminta kepada Tuhan untuk menjauhkanmu
Dari semua kejahatan yang merenggut keceriaanmu

Rabu, 11 November 2015

Merindukan Pelangi



Hujan yang turun hari ini masih deras seperti biasanya
Hawa sejuk menyelimuti raga yang merindukanmu
Semua orang tertawa ketika aku merindukanmu
Mereka berkata rinduku tak akan bisa kau rasakan

Kata orang, hujan belum tentu basah
Pelangi belum tentu semuanya terlihat indah
Tapi mengapa kau masih terlihat indah dimataku
Aku merindukan keindahan yang terjadi diantara kita

Aku menyelimuti bulir-bulir airmata yang jatuh
Berharap bisa tersenyum saat kau kembali nanti
Ketika semuanya sudah menyerah dengan sikapmu
Aku disini masih percaya kau akan kembali

Aku tak hanya merindukan ragamu kembali
Aku merindukan sosok pelindung yang kini hilang
Aku merindukan pendengar yang tak hanya mendengar
Aku merindukan indahnya pelangi diantara lebatnya hujan

Tanganku kosong tanpa genggamanmu yang hangat
Tapi aku masih bisa merasakan genggaman itu
Aku juga masih bisa merasakan nyamannya pundakmu
Walau kini aku hanya bisa bersandar pada kenangan

Untuk kamu yang aku rindukan, aku ingin menyapamu dengan hangat
Bibir ini terlalu beku semenjak dirimu yang semakin membeku
Aku juga ingin melihat senyumanmu lagi seperti dulu
Senyuman yang selalu memberikanku alasan untuk tetap disini

Mereka disana mengatakan kau sudah lupa
Namun mereka yang disini mengatakan kau masih ingat
Aku kemudian juga merindukan suaramu
Suara yang tidak pernah memberikan janji apapun

Lalu apa yang aku tunggu saat ini
Bila memang kau tak pernah berjanji apapun
Entahlah, aku pun tidak mengerti dengan keadaan ini
Apa aku harus ikut menghilang atau tetap disini

Bersama hujan, aku masih mengingat langkah kakimu
Yang selalu aku harapkan langkah kaki itu mengarah kembali kepadaku
Maaf bila aku masih berusaha ada dihadapanmu
Karena aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku ada disini